Ziarah Syuhada Perang Uhud dan Kisah Gugurnya Paman Rasulullah

Masjid Syuhada dan makam syuhada Perang Uhud di Madinah
Sumber :
  • MCH 2019

VIVA – Berkunjung ke Kota Madinah, Arab Saudi, tak lengkap rasanya jika Anda tidak berziarah ke tempat-tempat bersejarah peradaban Islam. Di sekitaran Madinah ini, ada banyak tempat bersejarah yang bisa dikunjungi jemaah haji maupun umrah.

Tentunya, selain ibadah di Masjid Nabawi, Raudhah serta berdoa di Makam Nabi Muhammad SAW, jemaah bisa berkeliling mengunjungi tempat lain yang memiliki nilai sejarah dalam perjuangan umat Islam. Diantaranya yang bisa dikunjungi adalah Jabal Uhud atau Gunung Uhud.

Jabal Uhud berada di sebelah utara Kota Madinah, berjarak 5 kilometer dari Masjid Nabawi. Gunung tertinggi di Madinah ini menjulang tinggi sekitar 1.077 meter di atas permukaan laut. Jabal Uhud tampak berwarna merah khas batuan grani, membentang dari tenggara hingga ke barat laut.

Gunung ini merupakan lokasi pertempuran kedua antara kaum Muslim di Madinah yang dipimpin Rasulullah yang berjumlah 700 orang, melawan orang-orang Quraisy Mekah yang berjumlah 3.000 orang, yang dipimpin Abu Sufyan. 

Para ahli sejarah menyebut perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun ketiga hijrah atau setahun setelah perang Badar. Dendam yang luar biasa atas kekalahan di Perang Badar, menjadi salah satu pemicu pecahnya Perang Uhud.

Strategi yang diterapkan Rasulullah dengan menempatkan para pemanah ulung di Bukit Rummah terbukti sangat jitu. Pasukan umat Islam berhasil memenangkan peperangan di Uhud itu, meski kalah jumlah dari kaum Quraisy.

Foto: Jemaah haji ziarah Jabal Rumah tempat pemanah di perang Uhud

Kondisi berbalik ketika pasukan pemanah yang berada di atas bukit dan bertugas melindungi pasukan umat Islam di medan perang meninggalkan posnya. Setelah melihat pasukan musuh yang dianggap sudah kalah, pasukan pemanah kaum Muslimin turun ke bawah untuk mengambil harta rampasan perang (ghanimah).

Padahal, Abdullah bin Zubair, pemimpin pasukan kaum Muslimin saat itu, telah mengingatkan para pemanah bahwa Rasulullah telah berpesan agar mereka tidak meninggalkan posnya apapun yang terjadi. Tapi mereka mengabaikan pesan Rasulullah. 

Benar saja, pasukan musuh ternyata belum benar-benar kalah. Khalid bin Walid yang memimpin pasukan kaum Quraisy berbalik arah dengan memutari bukit dan berhasil menguasai Bukit Rummah yang awalnya ditempat pemanah kaum Muslimin. 

Pasukan Quraisy menghujani pasukan kaum Muslimin yang tengah mengambil harta rampasan perang dengan anak panah. Umat Islam menderita kekalahan, sekitar 70 orang dari mereka gugur dalam peperangan di Uhud. 

Diantaranya adalah Paman Nabi Muhammad SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib, Sahabat Musa'ab bin Umair, Abdullah bin Jahsy dan Hanzhalah Radhiyallahuanhum ajmain. Hamzah gugur sebagai syuhada setelah ditombak oleh budak Hindun bin Uthbah bernama Wahsyi bin Harb.

Setelah Wahsyi berhasil membunuh Hamzah, Hindun segera menghampirinya dan memotong hidung dan kedua telinganya. Kemudian dia merobek perut Hamzah dan mengambil jantungnya lalu mengunyahnya. Itu dia lakukan karena dendam atas kematian ayah dan pamannya di Perang Badar.

Foto: Makam para syuhada Perang Uhud di Madinah
 
Para syuhada Uhud, termasuk paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib dimakamkan di lokasi mereka gugur, yakni di dekat Jabal Uhud. Sementara Rasulullah sendiri dalam pertempuran tersebut mengalami luka-luka. Para sahabat yang menjadi perisai hidup bagi Rasulullah turut gugur, dengan kondisi badan dipenuhi anak panah.

Tepat di lokasi pertempuran Uhud itu dibangun sebuah Masjid Syuhada untuk mengenang jasa para syuhada perang Uhud. Masjid ini berada di sebelah makam Syuhada Uhud diantara Jabal Uhud dan Bukti Rummah. Para jemaah haji maupun umrah, selalu memadati wilayah ini untuk mengenang jasa syuhada Perang Uhud dan mendoakan mereka.