Punya Mobil Listrik Justru Menguntungkan

Toyota Prius PHEV
Sumber :
  • VIVA/Krisna Wicaksono

VIVA – Indonesia tak lama lagi akan masuk ke era elektrifikasi kendaraan. Payung hukumnya sudah selesai digodok, bahkan Peraturan Presiden tentang percepatan pengembangan kendaraan bermotor listrik
sudah ditandatangi oleh Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Senin 5 Juni 2019.

Ide menghadirkan kendaraan listrik muncul, saat ilmuwan sadar bahwa minyak bumi merupakan sumber
energi yang bakal habis dan butuh waktu lama untuk diperbarui. Selain itu, emisi yang dihasilkan juga
berbahaya bagi seluruh makhluk hidup.

Namun, masih banyak yang belum percaya dengan keunggulan yang ditawarkan oleh kendaraan listrik.
Beberapa ada yang pesimistis soal jarak tempuhnya, sementara yang lain khawatir karena belum terbiasa
dengan konsep kendaraan tanpa bahan bakar.

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan, di pasar
otomotif global ada empat kategori kendaraan listrik, yakni Hybrid Electric Vehice (HEV), Plug-In Hybrid
Electric Vehice
(PHEV), Battery Electric Vehice (BEV), dan Fuel Cell Electric Vehice (Fuel Cell).

Baca juga: Ngaku Jago Bikin Program? Tunjukkan di Toyota Fun Code

Dari keempat jenis itu, BEV dan PHEV masih membutuhkan pasokan setrum dari rumah atau stasiun
pengecasan baterai. Sementara, FCEV satu-satunya jenis kendaraan listrik yang memerlukan bahan bakar
hidrogen untuk bisa dioperasikan.

Soal biaya kepemilikan, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmy, menjelaskan, ongkos
servis berkala mobil hibrida tidak jauh berbeda dari mobil biasa. Namun, konsumsi bahan bakarnya jauh
lebih irit, tanpa harus menambah apa-apa.

“Untuk Camry, biaya servis lima tahun yang biasa Rp3,611 juta. Sementara, yang Hybrid Rp3,758 juta.
Konsumsi BBM Camry biasa, 13,1 km per liter. Kalau Camry Hybrid, mencapai 22,3 km per liter,”
ungkapnya.

Juga yang tak kalah penting, apabila jaringan listrik rumah mengalami gangguan, maka mobil Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) bisa difungsikan sebagai generator untuk menyuplai setrum.

Jadi, punya mobil listrik itu lebih menguntungkan bagi konsumen. Lewat teknologi elektrifikasi, hasil riset
enam perguruan tinggi, pemilik bisa berhemat membeli bensin karena punya level konsumsi bahan bakar
lebih irit bahkan nol ketimbang mobil bermesin pembakaran internal (internal combustion engine atau ICE).