Toyota Bahas Mobil Listrik untuk Pemilik Apartemen Bersubsidi

Stasiun pengisian untuk mobil listrik di SPBU Kuningan, Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Pius Mali

VIVA – Kendaraan berpenggerak listrik yang saat ini tersedia di Indonesia, jumlahnya masih sedikit. Selain itu, harga jualnya juga lebih mahal dari mobil dengan mesin konvensional.

Meski demikian, bukan berarti nantinya mobil listrik tidak bisa ditawarkan dengan bandero yang terjangkau. Jika bisa diproduksi di dalam negeri dengan komponen lokal yang jumlahnya banyak, hal itu bisa diwujudkan.

Namun, akan percuma produsen membuat mobil listrik murah, apabila infrastruktur pengisian baterainya sulit untuk ditemukan. Hal itu menjadi perhatian banyak pihak, termasuk PT Toyota Astra Motor.

Executive General Manager TAM, Franciscus Soerjopranoto mengatakan, model mobil listrik untuk pasar Indonesia berbeda dengan negara lain. Terutama, soal stasiun pengisian baterainya.

Baca juga: Pantas Saja Harga Mobil Tesla di Indonesia Mahal

“Indonesia punya karakteristik khusus. Seperti macet, banjir, pulang mudik. Belum lagi apartemen bersubsidi. Harus dipikirkan, segmen konsumen yang mana. Kalau bicara hanya yang premium, mungkin home charging sudah memenuhi syarat,” ujarnya di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2019.

Sementara, jika mobil listrik digunakan oleh mereka yang tinggal di apartemen, maka diperlukan model stasiun pengisian yang berbeda. Hal itu dimaksudkan, agar para penghuni apartemen bisa mengecas kendaraan mereka dalam waktu yang bersamaan.

“Kalau bicara middle class atau segmen bawah, kita akan bicara infrastruktur yg berbeda lagi. Bagaimana charging station di apartemen bersubsidi, belum lagi mengantrenya,” tuturnya.

Ketersediaan stasiun pengisian juga menjadi perhatian Ikatan Penguji Kendaraan Bermotor Indonesia. Menurut salah satu anggota IPKBI, Dwi Wahyono, fasilitas tersebut harus tersedia, sebelum proyek pemerintah soal angkutan perkotaan bertenaga listrik dimulai.

“Sesuai Peraturan Presiden nomor 22 tahun 2017, pemerintah sudah menargetkan kapan kendaraan umum menggunakan mobil listrik. Pada 2025, sebanyak 10 persen dari jumlah total angkutan umum secara nasional, harus berbasis listrik,” ungkapnya. (kwo)