Nasib Tragis Motor Bebek di Indonesia

Warna dan stripe baru Honda Supra X 125
Sumber :
  • Dokumentasi Astra Honda Motor (AHM)

VIVA – Industri otomotif di Indonesia terbilang mengagumkan. Dalam waktu satu tahun, ada satu juta kendaraan beroda empat yang dikirim dari pabrik ke diler.

Angka itu belum seberapa, jika dibandingkan dengan distribusi yang dilakukan pabrikan sepeda motor. Menurut data yang didapat VIVA dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI, Kamis 22 November 2018, pada 2017 ada 5,8 juta motor yang dikirim ke diler.

Angka itu bukanlah yang terbaik, karena pada 2011 distribusi sepeda motor dari pabrik ke diler mencapai delapan juta unit. Kemudian, jumlahnya menurun jadi hanya tujuh jutaan unit saja selama tiga tahun berikutnya.

Dari jumlah itu, segmen skuter mengalami peningkatan yang luar biasa. Pada 2009, pangsa pasar motor yang mudah dikendarai itu hanya 38,7 persen. Namun di tahun-tahun berikutnya, angkanya terus naik.

Pada 2011, pangsa pasar skuter sudah mencapai lebih dari 50 persen. Lalu pada 2013, tembus di angka 60 persen. Hingga di 2017, motor jenis itu mendominasi pasar dengan angka 82,4 persen.

Sementara itu, segmen motor sport terlihat stabil sejak 10 tahun lalu. Angkanya berkisar di 9-10 persen hingga 2012. Lalu pada 2013, terjadi kenaikan cukup signifikan, membuat motor berpenampilan gagah itu mendapat pangsa pasar 14,2 persen.

Yang tragis justru segmen motor bebek atau underbone. Pada 2009, pangsa pasarnya mendominasi dengan angka 51 persen. Namun, kemudian setiap tahun menurun sekitar 5-10 persen. Pada 2017, motor bebek hanya memiliki pasar 8,4 persen.