Politikus Demokrat Anggap Andi Arief Tidak Tebar Fitnah

Politisi Partai Demokrat, Andi Nurpati memberi keterangan kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA - Politikus Partai Demokrat Andi Nurpati membela koleganya, Andi Arief soal isu tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos. Dia menganggap Andi tidak menebar fitnah.

"Sebetulnya kalau saya mencermati kata demi kata dari Andi Arief mohon dicek, kabarnya ada 7 kontainer dicoblos di Tanjung Priok. Saya kira tidak fitnah, karena ada kata harap dicek," kata Andi dalam perbincangan dengan tvOne, Jumat, 4 Januari 2019.

Andi menilai sebetulnya banyak orang yang sudah membaca informasi tersebut. Bahkan dalam rekaman yang beredar lebih transparan maksudnya yaitu sudah dicoblos salah satu gambar capres-cawapresnya.

"Tapi kan beliau mengatakan mohon dicek," lanjut Andi.

Dia sendiri tidak percaya soal isu adanya tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos tersebut. Karena selama ini dia tahu bahwa saat ini KPU tengah melakukan validasi.

"KPU aja tahapannya belum selesai. Kami bahas desain," ujarnya.

Tapi, dia turut mengapresiasi langkah sigap KPU yang langsung mengecek ke Tanjung Priok. Pada akhirnya mereka memastikan bahwa isu itu bohong dan melaporkannya ke Bareskrim Mabes Polri.

Sementara itu, Tim Kampanye Jokowi-Maruf, Irfan Pulungan, mengingatkan bahwa Andi Arief pernah menjadi pejabat selama 10 tahun di kekuasaan. Karena itu, dia ragu jika yang bersangkutan tidak mengetahui proses produksi surat suara itu, apakah sudah diproduksi atau belum.

"Saya yakin dan percaya, para pemimpin dan elite partai itu tahu, di pilpres dan pileg, surat suaranya belum diprodusksi oleh KPU," kata Irfan dalam acara yang sama.

Irfan menilai isu tujuh kontainer surat suara itu melanjutkan viralnya suara-suara yang beredar sebelumnya. Dia mengatakan tim Jokowi-Maruf merasa disudutkan atas kasus tersebut.

"Ya (merasa disudutkan). Ada dua suara yang menyatakan pencobolosan 01. Kami gak tahu (suara siapa), kami serahkan ke polisi. Dua-duanya menyatakan buat 01, artinya kami dirugikan," katanya.

Selain itu ada pula kata-kata tujuh kontainer itu, dari China. Menurutnya, kata-kata China itu familiar, dan cenderung untuk menjatuhkan Jokowi.

Irfan mengungkap, ada suara yang menyebut nama Rajawali, dalam rekaman tersebut. Dia tidak tahu apakah merujuk ke salah satu partai politik tertentu atau tidak.

Terlepas dari itu, dia menambahkan bahwa isu itu dihembuskan agar agar publik menilai KPU tidak netral. Dia melihat adanya dugaan, keinginan, upaya untuk menggagalkan proses Pemilu 2019.

Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, menyampaikan isu tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. KPU pun langsung mengecek ke lapangan soal benar atau tidaknya kabar tersebut. Hasilnya, mereka menegaskan isu itu tidak benar alias bohong.

Ketua KPU Arief Budiman lantas melapor ke kepolisian soal berita hoax tentang tujuh kontainer surat suara. Dia menegaskan surat suara terkait Pilpres 2019 belum dicetak oleh KPU. Maka Ketua KPU meminta aparat segera menindak pembuat dan penyebar hoax soal surat suara yang sudah tercoblos itu.

"Penyebarnya harus ditangkap," kata Arief. (ren)