Hindari Cegatan Polisi, Begini Cara Ulama Aksi 22 Mei Lolos ke Jakarta

Kiai dan santri peserta aksi yang berangkat ke Jakarta dengan cara menyamar tanpa atribut mencolok.
Sumber :
  • IST

VIVA – Aparat Kepolisian Daerah Jawa Timur dan TNI berhasil mencegah keberangkatan sekurang-kurangnya 1700-an orang peserta aksi 22 Mei saat hendak berangkat ke Jakarta. Tak kalah akal, sebagian ulama yang akan bergabung dalam aksi itu pun menggunakan cara kelabu agar lolos dari cegatan aparat.

Para ulama asal Jatim yang lolos dan berhasil sampai di Jakarta ialah mereka yang berangkat dengan menggunakan jalur udara. Mereka berangkat tidak secara berombongan, tapi berpencar-pencar. "Kita enggak pakai atribut. Pakai kaus semua," kata Sekretaris Jenderal Barisan Kiai Santri Nahdliyin (BKSN), Abdul Rozak, dikonfirmasi wartawan pada Selas, 21 Mei 2019.

BKSN ialah barisan ulama dan santri pendukung Prabowo-Sandi. Rozak mengatakan, cara seperti itu dipilih oleh kiai dan santri yang akan beraksi ke Jakarta karena banyaknya cegatan oleh aparat Polri/TNI di jalur darat. "Soalnya orang-orang lagi nyamar. Kita ini takutnya banyak razia itu," ujarnya.

Rozak mengatakan, puluhan kiai dan santri yang berangkat melalui jalur udara tanpa mengenakan atribut mencolok. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Jatim. Di antaranya Ketua BKSN, Solachul Aam Wahib Wahab atau Gus Aam. "Itu yang kiai-kiainya, perwakilan ada yang [dari] Banyuwangi, Malang, Pasuruan," ujarnya. 

Rozak lantas mengirimkan daftar para kiai dan ulama yang berangkat ke Jakarta melalui jalur udara kepada wartawan, yakni: 

1. KH Ahmad Fauzi Afandi (Surabaya)
2. Gus Sholachul Aam (Jombang)
3. Habib Ali Zaenal Abdin (Malang)
4. KH Abdul Malik (Sidoarjo)
5. KH Mahfudz Shomad (Sidoarjo)
6. KH Rozy Shihab (Pasuruan)
7. KH Zainuddin Husni (Surabaya)
8. KH Hamdan AlibKaror (Madura)
9. Habib Muhammad bin Smiet (Surabaya)
10. KH Hamim Badeuzaman
11. KH Muhammad Anshori Al Qadiriah
12. KH Jaiz Badri (Situbondo)
13. KH Makshum Tirmidzi (Bondowoso)
14. KH Suyuti Thoha (Banyuwangi)
15. KH Ishaq Masykuri Leteh (Rembang)
16. KH Ghozy Wahab (Yogyakarta)
17. Gus Abdul Razaq (Sidoarjo)
18. Gus Wachid Munim (Sidoarjo)
19. KH Yahya Romli (Tuban)
20. KH Alib Akror (Madura)
21. KH Fauraq Sumenep (Madura)
22. Prof Dr Ahmad Zahro (Surabaya)
23 KH Masrur Nurul Qodim (Probolinggo)
24 KH Hilmi Ampel (Surabaya)

Sebelumnya, Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Luki Hermawan mengatakan bahwa sekurang-kurangnya 1700-an orang asal Jatim yang akan ikut beraksi 22 Mei dicegat dan dipulangkan ke daerahnya masing-masing dalam operasi gabungan yang digelar sejak Minggu sampai Selasa ini, 20-21 Mei 2019. "Ada 1700 orang kami pulangkan," katanya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, mengatakan bahwa massa yang berhasil dicegat ialah mereka yang berangkat secara berombongan. "Seperti disampaikan Bapak Kapolda, kalau yang berangkat sendiri-sendiri memang sulit terpantau," ujarnya.