Kenali 7 Perubahan Tubuh yang Kamu Alami saat Puasa

Ilustrasi Muslimah
Sumber :
  • Instagram @hijabhills

VIVA – Umat Muslim di Indonesia sudah mulai menjalankan ibadah puasa Ramadan, Senin, 6 Mei 2019. Kewajiban menahan haus dan lapar, sedikit banyak tentu akan memengaruhi sistem kerja tubuh, sehingga disadari atau tidak, tubuh mengalami sejumlah perubahan.

Secara teknis, seperti dikutip dari keterangan resmi Hello Sehat yang ditulis oleh dr. Maizan Khairun Nissa, tubuh dikatakan masuk ke dalam fase puasa saat sudah delapan jam dari makan terakhir. Pada jangka waktu itu, usus telah selesai melakukan tugasnya untuk menyerap berbagai macam nutrisi.

Dalam keadaan normal, glukosa yang sudah dipecah disimpan di dalam hati dan otot. Glukosa ini berfungsi sebagai sumber energi utama. Selain glukosa, tubuh juga memecah lemak sebagai sumber energi apabila glukosa telah habis digunakan.

Ketika puasa, glukosa yang tersimpan di dua bagian tubuh tersebutlah yang akan dipecah pertama kali untuk menjadi energi sehingga kita bisa beraktivitas. Setelah cadangan glukosa di kedua tempat tersebut habis, tubuh baru akan memecah lemak sebagai sumber energi.

Pada bulan Ramadan, kita berpuasa selama 13-14 jam. Waktu ini tepat merupakan jadwal pergantian tubuh mengganti proses pemecahan glukosa ke pemecahan lemak sebagai sumber energi. Hal ini tentu akan berpengaruh pula pada penurunan berat badan sekaligus kadar kolesterol dalam darah.

Organ tubuh yang terpengaruh selama puasa

Karena pola makan dan minum sehari-hari berubah, maka kerja tubuh pun ikut berubah ketika puasa. Berikut adalah beberapa perubahan fungsi organ yang terjadi selama seseorang menjalankan puasa.

Mulut

Puasa membuat kita tidak mendapatkan asupan air selama lebih dari 10 jam. Meski begitu, kelenjar air liur yang berada di mulut tetap bekerja sehingga kita terhindar dari mulut kering. Hal ini juga akan membantu kita untuk terhindar dari masalah bau mulut.

Lambung

Saat puasa, lambung juga tak diisi makanan selama beberapa jam. Pada waktu ini, produksi asam lambung akan menurun untuk mencegah terjadinya pengikisan dinding lambung oleh asam. Dengan begitu, lambung dapat terhindar dari iritasi.

Liver

Saat puasa, organ hati akan bekerja dengan cara membantu pemecahan glukosa yang disimpan di hati. Dengan begitu, tubuh tetap mendapatkan energi untuk melakukan berbagai aktivitas.

Kantung empedu

Selama puasa, cairan empedu akan menjadi lebih pekat. Hal ini berguna untuk persiapan pemecahahan lemak ketika nanti seseorang berbuka puasa.

Pankreas

Pankreas merupakan penghasil hormon insulin yang berfungsi untuk memecah glukosa dalam darah. Selama puasa, pankreas akan berhenti memproduksi insulin. Sebagai gantinya, tubuh akan memerintahkan liver untuk melakukan pemecahan glukosa yang tersimpan di dalam organ hati.

Usus kecil

Karena hanya sedikit makanan yang masuk, maka proses penyerapan nutrisi di usus halus pun akan berhenti. Usus hanya akan bergerak normal setiap empat jam.

Usus besar

Oleh karena terbatasnya asupan cairan yang masuk, maka penyerapan air di usus besar pun dikontrol. Dengan begitu, keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga.

Tetap sehat selama puasa

Kunci agar tubuh tetap sehat saat puasa adalah asupan makanan dan cairan yang seimbang. Itu sebabnya, apa yang dimakan saat sahur menjadi sangat penting dalam kelancaran menjalankan puasa. Selama puasa, tubuh tetap membutuhkan glukosa sebagai sumber energi utama. Itu sebabnya, makanan mengandung karbohidrat dan lemak dapat membantu Anda mempertahankan energi.

Meski direkomendasikan, pastikan tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Sementara itu, untuk asupan cairan, minumlah setidaknya 2,5 liter selama 24 jam. Ini setara dengan 8 gelas air per hari.

Jumlah cairan yang cukup akan membantu ginjal tidak bekerja terlalu berat. Dengan demikian, Anda bisa tetap menjalankan ibadah dengan tubuh bugar.