Cerita BMW X3 dan Terdampar di Pemandangan Indah

New BMW X3 sDrive20i
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maryadi

VIVA.co.id –  Ini cerita lama. Karena kesibukan, baru ditulis. Tentang BMW X3. Medio Juni 2019, saat Lebaran. Saya menjajal mobil seharga Rp1 miliar lebih. On the road.

Mobil ini bermesin besar. Isi silinder 2000 CC dengan turbo. Kencang, pastilah. Tapi saya tidak mau bahas spesifikasi. Sudah banyak. Tinggal cari di Google. Saya hanya ingin berbagi pengalaman. Bersama keluarga.

Lebaran ketika itu, kami tak pulang ke Jogjakarta. Tapi memilih berlibur di Bogor. Venue liburan hanya hotel dan Taman Safari.

Berangkat ke Taman Safari pagi jam 8.  Usai sarapan di hotel. Cek di map, baik Waze dan Google Map, semua merah di jalur reguler. Berita di beberapa media pun, Puncak macet parah.

Akhirnya cari rute alternatif. Lihat di map, ini jalur paling cepat. Tapi tak tahu medannya. Apakah jalan sempit atau menanjak. Mafhum BMW X3 berbadan bongsor. Ah nekat saja, toh kalau tak muat tinggal putar balik.

Selama di perjalanan kami bergembira. Mulai agak was-was ketika masuk perkampung. Jalan sempit. Tapi bisa dilalui. Di sini tak bisa bermanuver seperti di jalan tol. Saat sebelumnya menuju hotel dari Jakarta.

Selain sempit ada tantangan lain. Jalan berbelok, tapi langsung menanjak. Tebakan saya ini 30 derajat kemiringannya. Lokasinya sekitar Gunung Geulis. Tapi saya tak ragu, percaya dengan mesin BMW.

Terus mengikuti jalur di Waze. Akhirnya "terdampar" di sebuah lapangan golf. Entah dimana ini, setelah cek masih di sekitar Gunung Geulis. Ada seorang pemain golf dengan 2 caddynya. Mobil kami terhalang golf car.

Mereka saling berpandangan. Mungkin bertanya dalam hati kok bisa masuk ke area golf. Bukan dari jalan masuk utama. Saya tersenyum, mereka ikut tersenyum. Tak lama, saya meninggalkan mereka. Saya masih melihat wajah bingungnya dari kaca spion.

Senyum saya lebih mengembang. Setelah beberapa kilometer dari tempat golf. melihat pemandangan pegunungan yang indah. Saya dan keluarga turun dari mobil. Rehat sebentar dan menghirup udara segar. Tentunya foto-foto.

Sekitar setengah jam perjalanan, sampailah di Mega Mendung. Wah, kami memotong satu setengah jam perjalanan. Kalau lewat jalur biasa. Tentu untuk sampai ke Taman Safari kami tetap harus melewati macet. Tapi tak lama.

Saat kembali ke hotel. Sore hari, lihat map macet parah lagi. Akhirnya lewat jalur alternatif lagi. Kondisi jalan lebih parah. Lebih banyak tanjakan dan tikungan tajam. Setidaknya ada 3 tikungan yang kemudian langsung menanjak. Tapi kami bisa melaluinya dengan lancar.

Yang sering lewat jalur alternatif Citeko dan Mega Mendung pasti sudah bisa membayangkannya. Tapi kami sampai di dekat pintu Tol Jagorawi lebih cepat. Dan bisa kembali ke hotel sebelum larut malam.