Cara Keren Adipati Dolken Pancing Rasa Nasionalisme untuk Perburuan

Adipati Dolken.
Sumber :
  • VIVA/Laras Devi Rachmawati

VIVA – Adipati Dolken kembali dipercaya untuk memerankan tokoh penting dalam sebuah film. Kali ini, film Perburuan dari rumah produksi Falcon Pictures sudah mendapuknya untuk menjadi sosok Hardo. Adipati berperan sebagai mantan komandan pleton pembela Tanah Air yang dikejar-kejar oleh tentara Jepang karena dianggap musuh negara.

Diadaptasi dari novel milik Pramoedya Ananta Toer, film ini memiliki latar cerita di tahun 1940-an. Memainkan peran layaknya tahun 40-an, Adipati mengaku tidak merasa kesulitan. Bahkan, untuk memperdalam karakter tersebut, ia juga sampai mendengarkan lagu-lagu nasionalis untuk membakar semangatnya.

"Biasanya selalu ada playlist buat karakter kan, biasanya tuh tergantung filmnya sih. Kalau film-film kayak gini gue selalu masukin kayak lagu-lagu nasionalis biar meningkatkan gairah rasa nasionalis gue juga," ujarnya saat berada di kawasan Jakarta Selatan, Kamis, 1 Agustus 2019.

Untuk mempelajari gerak tubuh, pria yang akrab disapa Dodot ini juga menuturkan jika dirinya tidak ingin berlebihan dalam memerankan sosok Hardo. Ia ingin aktingnya terlihat sangat natural untuk film Perburuan.

"Secara gestur, sebenarnya kalau gue enggak pernah membuat gestur secara identik gitu. Cuma gue selalu menekuni apa yang ada di skrip. Kan itu biasanya ada bocoran-bocoran segala macam kan. Dan ini kan dari bukunya Pak Pram gitu, kalau gue terlalu dilebih-lebihkan takutnya justru enggak natural," kata dia.

Para cast Perburuan

Sangat memperhatikan dialog yang yang ia ucapkan, menurutnya hal itu adalah kunci keberhasilannya memerankan sosok Hardo. Terlebih ia juga harus menerapkan pada pikirannya jika ia sedang berada di tahun 1940.

"Jadinya yang selalu gue tanamin gue harus mengerti kontennya sendiri kayak gimana. Dialog-dialog yang mau disampaikan seperti apa. Karena satu dialog yang keluar memengaruhi gestur yang terjadi kan. Biasanya itu keluar secara spontan tapi dengan mindset gue lagi hidup di tahun 40-an," lanjut Adipati Dolken.