Perasaan Cut Meyriska Jelang Akad Nikah

Roger Danuarta dan Cut Meyriska.
Sumber :
  • dok. instagram @dierabachir

VIVA – Pasangan selebriti Cut Meyriska dan Roger Danuarta akan mengikat janji sehidup semati pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Akad nikah rencananya akan digelar di Medan, kediaman keluarga Meyriska.

Asisten Cut Meyriska, Vina mengatakan bahwa Cut Meyriska dan keluarganya sudah berada di Medan. Sementara akad hari ini akan dilakukan dengan menggunakan adat Aceh.

"Chika dan keluarga sudah di Medan. Besok akadnya pakai adat Aceh," kata asisten Cut Meyriska, Vina saat dihubungi melalui telepon, Jumat, 16 Agustus 2019.

Sejauh ini tak ada perubahan mengenai lokasi akad. Hanya saja, Vina mendengar bahwa ada perubahan jam pada akad nanti. Menurutnya, hal itu masih didiskusikan oleh pihak keluarga Meyriska.

"Nah, ini ada perubahan jadwal. Makanya masih nunggu," ucapnya.

Meski ada kemungkinan perubahan jam, Vina melihat bahwa Cut Meyriska tetap tenang. Raut wajah bahagia tak bisa ditutupi dari Cut Meyriska saat ini.

"Enggak terlalu dipikirin sih. Dia santai aja, tapi tentu saja bahagialah," katanya.

Selain keluarga Cut Meyriska, keluarga Roger Danuarta juga sudah berada di Medan. Menurut Vina, sejoli tersebut nanti tetap akan mengadakan resepsi pernikahan di Jakarta dan membagikan kebahagiaan kepada media.

"Nanti resepsinya di Jakarta, kok. Tempat dan tanggal nyusul. Ada preskon-nya," ujar Vina.

Sebelumnya, sebagai wanita keturunan Minang, Cut Meyriska pun sempat menjalani tradisi adat Malam Bainai. Momen ketika Cut Meyriska dan Roger Danuarta menggelar acara adat Malam Bainai ini sempat diperlihatkan di akun Instagram Cut Meyriska.

Malam Bainai merupakan terakhir bagi calon pengantin wanita Minangkabau merasakan kebebasan sebagai wanita lajang. Bainai sendiri berarti berinai atau memakai inai, yaitu melekatkan tumbukan halus daun pacar kuku (Lawsonia inermis) yang dalam istilah Minangkabau disebut daun inai ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita.

Malam berinai merupakan bagian dari rangkaian ritual adat yang dimulai sejak beberapa hari sebelum hingga setelah pernikahan. Sebelumnya, calon mempelai wanita atau dalam bahasa Minang disebut anak daro (anak dara), melakukan ritual mandi-mandi. Pada hari tersebut anak daro memakai busana tokah (semacam selendang yang dibalutkan menyilang di dada sehingga bagian-bagian bahu dan lengan tampak terbuka).