8 Alasan Game of Thrones Sedot Penonton

Jon Snow and Daenerys Targaryen embark on a romantic relationship, without realising they`re related - Getty Images
Sumber :
  • bbc

Game of Thrones, seri fantasi TV berdasarkan buku George R. R. Martin, mencetak rekor terkait jumlah penonton dalam season terakhir. Seri yang ditayangkan jaringan TV HBO Amerika mencatat rekor penonton terbanyak.

Apa yang menjadi formula seri TV ini sehingga sukses menyedot penonton begitu banyak? Ada fantasi, drama, misteri, makhluk supernatural yang bisa membunuh, drama, inses dan ada lagi hal yang menyangkut karakter supernatural. Inilah delapan alasan di balik seri TV yang mencatat rekor besar dalam menarik pemirsa.


Banyak yang terkejut karena favorit penggemar Jon Snow dikhianati oleh tentaranya sendiri pada Season 5. - Getty Images

1. Kematian mengejutkan

Banyak sekali korban dalam seri ini. Bagi penggemar Game of Thrones tentu ingat bagaimana dalam season awal "karakter-karakter baik" yang terbunuh dengan cara aneh.

Sebagian besar kematian itu tak terduga dan mengejutkan, dan dimulai dengan eksekusi karakter utama pada season pertama, Eddard Stark. Kekerasan dan kesadisan film ini dan ditambah dengan sulitnya diterka serta seringnya karakter mati tetap membuat penonton selalu menunggu.

Kisah yang ditampilkan membuat misteri dan bahwa tak ada siapapun yang aman. Penggemar juga semakin ingin tahu apa yang akan terjadi berikutnya.


Jon Snow dan Daenerys Targaryen berhubungan romantis tanpa menyadari mereka sebenarnya bersaudara. -

2. Banyak rahasia

Mulai dari episode pertama, rangkaian cerita yang berubah membuat banyak penonton tetap menanti seri ini. Berbagai teori juga muncul dan banyak penggemar yang berbagi prediksi dalam rangkaian cerita.

Game of Thrones atau GOT bahkan membuat terjadinya perubahan kultural tentang bagaimana orang menyaksikan program televisi berbayar.

Season terakhir GOT juga mendorong penggemar membuat sejumlah acara dengan tema GOT sambil membicarakan berbagai misteri dan intrik. Bagi mereka yang gagal menerka jalan cerita berikutnya, seri ini justru membuat orang semakin ketagihan.


Penulis George R.R. Martin belum menyelesaikan buku terakhirnya `The winds of winter`, dan produser film terpaksa menggantinya di seri TV ini.

3. Penulisan naskah

Penulisan naskah dan ditambah dengan gambaran visual yang luar biasa dengan karakter yang membuat orang penasaran membuat banyak yang memuji karya David Benioff dan Dan Weiss.

Seri TV ini diadaptasi dari seri buku George R. R. Martin, a Song of Ice and Fire, dengan latar belakang dunia fantasi dengan raksasa dan ular naga. Tetapi skrip ini berhasil menarik penonton yang sebelumnya tak tertarik dengan genre film fantasi, karena begitu intens drama politik dan hubungan interpersonal.


Karakter Daenerys Targaryen digambarkan sebagai pahlawan, namun apakah itu akan berubah? 

4. Karakter dalam seri TV

Di luar kemampuan bagus, perkembangan karakter dalam seri ini adalah alasan mengapa penonton tetap menanti. Dalam GOT, penonton tak akan pernah tahu apakah yang akan menang adalah pahlawannya atau penjahatnya.

Biasanya GOT menampilkan pandangan yang bertolak belakang. Setiap karakter, sebaik apapun, adalah penjahat di mata pihak lain. Konsep moralitas menjadi subjektif dengan pahlawan bisa menjadi orang yang antipahlawan dan begitu juga sebaliknya.

Perjalanan dan perjuangan karakter multidimensi inilah yang membuat penonton semakin terpaku.


Nasib Winterfell tergantung di tangan Arya Stark (dimaikan oleh Maisie Williams, kiri) dalam season terakhir. 

5. Adegan telanjang, perempuan galak dan feminisme

Walaupun sejumlah orang pada awalnya mengeluh tentang film yang pada mulanya banyak menampilkan adegan telanjang, perkosaan dan kekerasan terhadap perempuan, banyak pihak yang menganggap seri TV ini sebagai film feminis.

Karakter perempuan yang selamat sampai season terakhir adalah: Daenerys sebagai "ibu dari ular naga", Sansa berubah menjadi pengatur siasat, Arya menjadi pembunuh mematikan dan tentu saja Cersei, sebagai musuh utama.

Karakter-karakter perempuan ini menghadapi trauma berat dengan cara masing-masing tetapi mereka juga punya cara tersendiri untuk dapat bertahan. Kekuatan mereka digambarkan saat penjahat utama Night King yang dikalahkan oleh Arya.


Komposer Ramin Djawadi mengatakan ia menyaksikan setiap adegan "sekitar 1.000 kali" sambil menyiapkan musik. 

6. Musik

Musik film seri televisi jarang yang berhasil namun komposer Ramin Djawadi sukses dalam menggubah musik GOT yang kini menjadi semacam fenomena budaya. Musik seri ini menjadi salah satu yang paling terkenal dalam televisi modern.

7. Tema kontroversial

Gagasan di balik drama fantasi di Westeros ini menggambarkan kebrutalan. Selain banyaknya adegan seks, kekerasan yang tak disensor, ada juga elemen inses, perkosaan, paedofilia dan adegan sadistik, yang mengganggu untuk ditonton tapi membuat orang ingin tahu dan menanti, terutama faktor yang mengejutkan.

Sejumlah pihak menyebutkan popularitas film ini karena keinginan bawah sadar manusia untuk benar-benar bebas tanpa pembatasan atau aturan.


Ular naga dalam GOT memerlukan biaya sekitar US$15 juta per satu episode, menurut majalah Variety. 

8. Ular naga

Banyak makhluk mistis dalam seri ini, seperti tiga ular naga, serta direwolves, sang serigala. Makhluk yang dibuat melalui computer, CGI, computer-generated image , sangat realistis dan memiliki efek mengerikan.

Makhluk-makhluk ini merupakan karya yang membuat penonton ingin terus menonton. Salah satu elemen dalam Game of Thrones adalah membuat orang untuk menggunakan imajinasi sendiri.

Mungkin seperti halnya anak-anak yang membayangkan cerita dongeng, tapi kali ini merupakan konsumsi orang dewasa.