Pembenci Kaum Muslim Jadi Mualaf Gara-gara Salah

Winger Liverpool, Mohamed Salah, mencium trofi Liga Champions
Sumber :
  • Instagram/@mosalah

VIVA – Tidak ada yang abadi di dunia ini. Istilah itu cocok untuk menggambarkan apa yang dialami oleh seorang penggemar klub sepakbola Nottingham Forest, Ben Bird.

Semenjak kecil, Ben hidup dalam lingkungan kaum kulit putih di Inggris. Tak heran, jika bibit rasisme perlahan berkembang dalam dirinya. Baginya, muslim adalah kaum yang hendak mengambil alih dunia.

Namun, semua itu berubah saat ia kuliah di University of Leeds, dan memilih untuk mendalami semua hal yang berhubungan dengan Timur Tengah. Sebagai penggemar sepakbola, tak heran jika disertasi yang dibuat Ben berhubungan dengan hal tersebut.

Salah seorang pembimbing Ben mengusulkan, bagaimana jika ia menulis tentang lagu yang dinyanyikan fans Liverpool untuk Mohamed Salah. Tak perlu waktu lama, Ben langsung setuju dan mulai melakukan riset.

Salah satu lirik lagu yang membuatnya sadar, yakni ‘if you scores another few then I'll be Muslim too’ (jika ia mencetak gol lagi, aku akan jadi Muslim juga).

“Akhirnya, aku mendapat isu yang menarik. Mohamed Salah, kado dari Allah. Apakah performa Salah bisa memicu media dan pemerintah untuk menghilangkan rasa takut pada kaum Muslim?” tutur Ben, dilansir dari Guardian, Minggu 6 Oktober 2019.

Ben kemudian meneliti lebih jauh soal kaum Muslim di Timur Tengah, dan mendapat fakta bahwa mereka bukanlah orang kejam yang membawa pedang setiap saat.

Fakta lain yang ia temukan, saat Salah selebrasi gol, ia selalu melakukannya dengan bersujud. Ben juga melihat, bahwa tiap gol yang diciptakan Salah seolah jadi kemenangan bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Berbekal dari hasil penelitiannya pada Salah, seorang Muslim yang berbuat banyak hal untuk orang lain melalui bakatnya sebagai pemain bola, akhirnya Ben memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.