Ketika Aspal Sirkuit Tak Lagi Bersahabat dengan Rossi

Pembalap Monster Yamaha, Valentino Rossi
Sumber :
  • Motogp Pics

VIVA – Statistik buruk membayangi pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi. Di tiga seri MotoGP secara beruntun, Rossi gagal finis karena selalu crash.

Mugello, Barcelona, dan Assen, di tiga seri itu, Rossi tak mampu finis karena ketiban sial. Parahnya, tiga sirkuit itu sebenarnya bersahabat dengan Rossi.

Dari catatan statistik, Rossi punya sejarah manis karena sering naik podium di sana. Kini, aspal Mugello, Barcelona, dan Assen, sudah tak lagi bersahabat dengan Rossi.

"Menyedihkan sekali dalam sebuah kompetisi. Tiga kali jatuh secara beruntun, persoalan yang sangat besar. Apalagi, tiga kecelakaan itu terjadi di sirkuit favorit saya," ujar Rossi dilansir GPOne.

The Doctor mengaku cukup frustrasi dengan kondisi yang dialaminya. Sebenarnya tak sekali ini, karena Rossi pernah mengalaminya bersama Ducati di 2011.

Namun, bersama Yamaha, tim yang selalu lekat dengannya, Rossi merasa fenomena ini begitu berbeda.

"Masalahnya ada di pembalap, mungkin ya tapi bisa juga tidak. Luas sekali penjelasannya, tapi Yamaha memang kuat di Sirkuit Assen. Kami harus memperbaiki situasi ini," kata Rossi.

YZR M1 Penyakitnya?

Sejak awal musim 2019, Rossi selalu mengeluhkan racikan motor YZR M1 yang kurang cocok untuknya. Menurut Rossi, racikan mesin dengan sistem rem dan ban, masih banyak masalah.

Di beberapa momen, Rossi bahkan merasa M1 begitu lambat. Namun, Rossi sempat merasakan M1 mengalami kebangkitan di Sirkuit Assen.

Sayangnya, ketika sudah mulai nyetel dengan performa M1, Rossi malah jatuh di Assen. Ketika ingin memasuki tikungan 8 pada lap 5, Rossi malah bersinggungan dengan pembalap Jepang, Takaagi Nakagami. Kecelakaan hebat pun terjadi, beruntung kedua pembalap tak mengalami cedera serius.

"Dalam tiga balapan saya selalu kesulitan bersaing karena masalahnya sama, trek tak cocok dengan racikan motor. Hanya saja, saya sempat merasa kuat bersama M1 di Assen. Sayangnya, kesalahan saya buat. Maaf untuk Takaagi Nakagami. Memalukan, tapi itulah bentuk dari sebuah keinginan menang yang besar," jelas Rossi. [mus]