Mengintip Rekor "Unstoppable" Stapac Jakarta Usai Juara IBL 2018/2019

Selebrasi klub Stapac Jakarta usai merengkuh gelar IBL 2018/2019
Sumber :
  • instagram.com/stapac_basketball/

VIVA – Sukses merengkuh gelar juara Indonesian Basketball League (IBL) musim 2018/2019, nama klub Stapac Jakarta pun kian melambung. Musim ini, torehan fenomenal pun berhasil dikoleksi skuat besutan pelatih Giedrius Zibenas tersebut.

Tim basket legendaris Tanah Air tersebut kembali memamerkan tajinya sebagai penguasa kompetisi kasta tertinggi. Tak cuma itu, Stapac pun mampu mendobrak dominasi Satria Muda dan Pelita Jaya yang begitu tangguh dalam dua musim sebelumnya.

Tercatat, klub yang berdiri pada 1986 ini bisa menyandingkan gelar juara kompetisi IBL dan turnamen pra musim 2018/2019.

Selain itu, klub yang merupakan hasil merger Aspac Jakarta dengan Stadium Happy 88 itu pun berhasil merebut 4 gelar individu yakni Most Valuable Player; Kaleb Ramot Gemilang, Most Improved Player; Widyantaputra Teja, The Best Sixth Man; Abraham Damar Grahita dan MVP Finals; Savon Goodman.

Torehan 4 gelar individu Stapac itu sejauh ini merupakan pencapaian terbaik klub IBL sepanjang satu musim kompetisi, dan hanya bisa disaingi Satria Muda yang merebut 3 gelar individu pada musim 2017 lalu.

Dan rekor mentereng yang tak kalah apiknya adalah sepanjang musim 2018/2019 Stapac hanya kalah satu kali yaitu saat seri perdana dari Bogor Siliwangi.

Selebihnya, pemilik koleksi 13 gelar juara kompetisi basket kasta tertinggi Tanah Air itu berhasil 21 kali menang, atau mendekati rekor mereka sebelumnya yang tak terkalahkan pada musim 2005 silam.

Fakta unik pun dikemas Stapac yang menyandang satu-satunya tim yang bisa menjuarai kompetisi basket kasta tertinggi nasional dengan 3 nama berbeda, yakni Asaba (juara Kobatama 1988, 1989 dan 1993), Aspac (1995, 1996, 2000, 2001, 2002, 2003, 2005, 2012/13 dan 2013/14) serta Stapac (2018/2019). (baw)