Jonatan Christie dan Beban Sejarah Buruk RI Memburu Tahta Juara Dunia

Jonatan Christie.
Sumber :
  • PBSI

VIVA – Sudah 14 tahun sudah kita tak bisa merebut medali emas Kejuaraan Bulutangkis Dunia alias Badminton World Championships. Terakhir kali, RI merebut tahta juara dunia pada 2005 melalui Taufik Hidayat.

Setelah itu, tak ada lagi tunggal putra skuat Merah Putih yang bisa membawa pulang medali emas. Bahkan, untuk sampai ke final saja sangatlah sulit, Dari tahun 2006 hingga saat ini, tercatat hanya 2 kali pebulutangkis RI berpeluang memperbanyak pundi medali emas Kejuaraan Dunia dengan lolos ke final.

Yaitu saat Sony Dwi Kuncoro dikalahkan raja raksasa bulutangkis dunia, Lin Dan di final 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia; dan di Kejuaraan Dunia Paris 2010, ketika Taufik Hidayat tak mampu menaklukkan Chen Jin.

Ini merupakan kondisi terburuk bagi Indonesia. Sebab, sejak ajang paling tinggi di dunia ini digelar pada 1977, RI tak pernah puasa gelar Juara Dunia tunggal putra lebih dari 5 tahun beruntun. Bahkan ya, Indonesia dahulu sering menguasai partai final.

Seperti ketika Rudy Hartono mengalahkan Liem Swie King di final World Championships 1980. Dan All Indonesia Final di Kejuaraan Dunia 1983 antara  Icuk Sugiarto dengan Liem Swie King.

Terakhir kalinya dua tunggal putra RI bentrok di final Kejuaraan Dunia 1993 di Birmingham, Inggris, saat itu terjadi perang saudara antara Joko Suprianto dengan Hermawan Susanto.

Sampai saat ini sudah ada enam pebulutangkis RI yang menyandang status Juara Dunia tunggal Putra, Rudy Hartono 1980, Icuk Sugiarto 1981, Joko Suprianto 1993, Haryanto Arbi 1995 dan Taufik Hidayat 2005.

Sudah tak pantas lagi kiranya jika Indonesia cuma gigit jari dan membiarkan tahta Juara Dunia tunggal putra raib dirampas pemain negara lain. Apalagi, di BWF World Championships 2019 Basel, Switzerland, kita memiliki pemain-pemain yang cukup baik.

Jonatan Christie misalnya, atau Anthony Sinisuka Ginting dan yang lainnya. Meski masih belum sematang Lin Dan atau juga Chen Long. Tapi, mereka punya peluang yang sama untuk bisa mengubur sejarah prestasi buruk tunggal putra RI di Kejuaraan Dunia.

Jojo, yang kita tahu dalam beberapa waktu belakangan ini penampilannya sedang oke. Lihat saja, dia akhirnya mampu memiliki gelar juara turnamen BWF Super 300. Bahkan didapatkan 2 kali beruntun. Di New Zealand Open 2019 dan Australian Open 2019.

Terus di beberapa turnamen terakhir, Jojo juga tampil baik walaupun selalu kandas meraih mimpi juara. Di turnamen bulutangkis termahal dunia, Indonesia Open 2019, Jojo mampu memperbaiki rekor dengan lolos ke perempatfinal. Dan ini baru terjadi.

Lalu, dia juga nyaris saja menggemparkan dunia dengan merebut tahta juara Japan Open 2019 dari tangan Juara Dunia 2018, Kento Momota. Walau akhirnya cuma terdampar dengan status runnerup. Tapi, ini cukup bisa menjadi bukti bahwa raja Asian Gemas 2018 itu bisa menjadi ancaman serius bagi para raksasa-raksasa bulutangkis dunia.

Tak cuma itu, saja kini Jojo tak bisa lagi tampil loyo di Basel nanti, sebab kini namanya sudah bercokol di daftar 5 besar tunggal putra elite dunia. Jojo saat ini mengisi ranking 4 dunia. Padahal ya, awal tahun lalu dia hanya berada di ranking 11 dunia.

Lalu bagaimana dengan Anthony Ginting. Entahlah apa yang terjadi dengan pebulutangkis ini. Setelah menjuarai BWF Super 1000 China Open 2018, penampilan Anthony sangat tak konsisten. Di beberapa turnamen dunia dia bahkan cuma bisa tampil sampai babak 32 besar saja, seperti di All England Open 2019 dan Malaysia Open 2019.

Memang sih, Anthony Ginting berhasil menyandang dua gelar runnerup di Singapore Open 2019 dan ketika terjadi derby sesama Indonesia di final Australian Open 2019.

Ini bisa berbahaya, bisa saja Anthony Ginting kembali tersungkur di babak 32 besar Kejuaraan Dunia 2019 dan mengurangi peluang PBSI untuk bisa membawakan oleh-oleh tahta Juara Dunia 2019 ke tanah air.

Sementara itu, lawan-lawan yang bakal mereka hadapi juga tak sembarang pemain. Jojo di laga perdana bakal menghadapi pemain senior Inggris, Rajiv Ouseph. Sedangkan Ginting duel dengan Georges Julien Paul asal Nigeria.

Baca: Tragedi Horor Senayan dan Raibnya Mahkota Ratu Bulutangkis Dunia