Ditikung Terus di Denmark, Entah Apa yang Merasuki Jonatan dan Ginting

Jonatan Christie
Sumber :
  • PBSI/badmintonindonesia.org

VIVA –  Jonatan Christie terhenti di babak kedua Denmark Open 2019. Jonatan kalah dari Rasmus Gemke, wakil tuan rumah dalam dua game saja dengan skor 17-21, 21-23.

Hasil ini sangat disayangkan, apalagi Jonatan sempat unggul jauh di interval game pertama. Pemain yang akrab disapa Jojo ini hilang fokus dan makin banjir error di game kedua hingga akhirnya harus takluk pada Gemke. 

"Kecewa juga. Di game pertama sudah enak mainnya, sudah leading 13-7. Tapi di sana saya tidak mempersiapkan jika lawan mengubah pola permainan. Di awal sebenarnya saya bisa cukup menekan, tapi setelah unggul saya jadi kurang siap,” kata Jojo usai pertandingan.

Jonatan mengaku sempat bermain lepas. Namun lagi-lagi, pukulan-pukulannya banyak ditebak lawan yang malah bermain lebih enjoy dan rileks.

“Di game kedua juga keulang lagi. Setelah leading malah kebalik lagi karena kurang fokus. Jadi pelajaran buat saya untuk lebih matang lagi, lebih konsisten dalam penerapan strategi dan lebih siap ketika lawan mengubah pola," ujarnya lagi.

Hasil ini membuat Jojo kembali terlihat inkonsisten. Pencapaian atlet 22 tahun ini dalam beberapa turnamen terakhir, sebelum terhempas di babak kedua Denmark Open ini, adalah perempat final Kejuaraan Dunia pada Agustus, babak pertama China Open, dan perempat final Korea Open. 

Padahal, Jonatan Christie mulai konsisten tampil menjanjikan selama tengah tahun pertama 2019. Jojo berhasil masuk semifinal Indonesia Master dan Malaysia Open 2019, perempat final Singapore Open, juara New Zealand Open dan Australia Open 2019, perempat final Indonesia Open 2019, dan runner up Japan Open 2019 Juli lalu. Jonatan bahkan berhasil menduduki ranking 4 dunia selama Agustus 2019.

Penampilan tunggal putra unggulan Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, lebih menyesakkan. Ginting langsung tergusur di babak pertama Denmark Open 2019 oleh lawan non-unggulan, Brice Leverdez dari Prancis dengan skor 21-16, 19-21, 20-22. Pertandingan berlangsung dramatis. Ginting sempat tertinggal, lalu berhasil menyentuh match poin lebih dahulu, hingga akhirnya benar-benar ditikung lawan. Dalam wawancaranya dengan badmintonindonesia.org, Ginting mengakui jika lawan lebih siap darinya. 

“Game ketiga sebenarnya jadi penentu, tapi saya salah start, jadi jauh ketinggalan. Setelah itu saya coba buat nothing to loose aja, ambil poin satu-satu. Tapi pas poin kritis, ya bisa dibilang dia lebih beruntung. Karena tadi pas 20-20 bolanya dia seperti out tipis, tapi akhirnya dinyatakan masuk. Kalau poin kritis kaya gitu kan satu poin sangat berpengaruh. Sayang tadi saya terlalu jauh di awal. Kalau bisa ketat dari awal game ketiga mungkin bisa beda ceritanya.”

"Saya kecewa, karena harus kalah di babak awal. Target saya tentunya berharap lebih tinggi, karena sekarang sudah perebutan poin menuju Olimpiade. Persaingan di tunggal putra sebenarnya cukup ketat. Head to head dan ranking kadang enggak menjamin pasti menang. Siapa yang benar-benar siap, dia yang bisa menang di lapangan," kata Ginting.

Di tahun 2019, sebelum Denmark Open, turnamen di mana Ginting terhempas sejak babak-babak awal (R32 dan R16) adalah All England, Malaysia Open, Indonesia Open, Kejuaraan Dunia, dan Korea Open. Sementara itu, Ginting runner up di Singapore Open, Australia Open, dan yang paling membanggakan China Open 2019.

Pekan depan, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting masih akan tampil di Prancis Open 2019. Jonatan lagi-lagi akan berhadapan dengan Jan O Jorgensen dari Denmark. Meski rekor pertemuan unggul 4-2, semoga Jojo tetap waspada dan fokus. Sementara Ginting akan bertemu wakil Malaysia, Lee Zii Jia, yang juga tak bisa diremehkan. Come back stronger!