UAS Sebut Catur Haram, Sesmenpora: di Timur Tengah Ada Organisasinya

Ilustrasi catur
Sumber :
  • www.pixabay.com/stevepb

VIVA – Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali menuai kontroversi jterkait video ceramahnya yang menyebut bahwa permainan catur dan dadu adalah haram hukumnya.

Video ceramah yang disampaikan UAS pada 2017 lalu, kembali beredar dan menjadi viral. Kemudian, anggapan ini pun menuai beragam pendapat, salah satunya dari Kementerian Pemuda dan Olahraga atau Kemenpora.

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora),  Gatot S Dewa Broto mengatakan, jangan melihat semua aktivitas, termasuk olahraga dalam artian haram dan halal.

“Sejauh ini jangan melihat semua aktifitas termasuk olahraga dalam artian haram dan halal. Kalau begitu caranya, nanti kalau ada olahraga yang berpotensi dijudikan berarti itu haram? Kan enggak seperti itu,” ujarnya melalui sambungan telepon kepada VIVA.co.id, Jumat 22 November 2019.

Baca juga: Ustaz Abdul Somad Sebut Main Catur dan Dadu Haram

Selain itu, kata Gatot, ada baiknya jangan melihat atau menilai olahraga dari satu sisi saja. Gatot mengatakan, ajaran agama jelas dibutuhkan untuk berpikir dan melatih kesabaran. Serupa dengan olahraga yang bukan hanya untuk pelatihan fisik saja, seperti di olahraga catur, pemainnya harus berpikir, tenang dan sabar. 

“Jangan lihat olahraga dari aspek satu sisi lah. Itu kan catur ada esensi berpikir, ada esensi kesabaran. Di agama juga diajarkan berpikir dan kesabaran. Ada olah fisik juga di situ,” tuturnya.

Menurutnya, para pemimpin di Timur Tengah tidak pernah menyebut catur sebagai barang haram. Bahkan di sana ada organisasi catur.

“Bahkan selama ini para pemimpin di timur tengah pun di sana tidak pernah menyebut catur sebagai barang haram. Di sana ada organisasi catur juga,” kata Gatot.

Sehingga, Dia mengatakan, sebaiknya tidak terlalu dibesarkan untuk kaitannya halal maupun haram dalam berbagai bidang olahraga, termasuk Catur yang saat ini sedang menjadi bahan pembicaraan.

“Kalau mau dilihat jadi barang haram, semua olahraga nanti dianggap berjudi. Ada pertarungan menang dan kalah jadinya judi. Nanti tak ada olahraga dong di muka bumi,” ucap Gatot.

(Laporan: Febrika Indirawati/ Jakarta)