Lawan Aksi Rasisme, Bomber FC Porto Malah Diganjar Kartu Kuning

Bomber FC Porto, Moussa Marega meninggalkan pertandingan akibat seruan rasis
Sumber :
  • The Sun

VIVA – Lagi-lagi tindakan pelecehan rasisme menyeruak di pentas sepakbola Eropa. Setelah Premier League sempat geger aksi rasisme yang dialami bek Chelsea, Antonio Rudiger, kini kejadian tersebut terjadi di Liga Primer Portugal.

Insiden itu pun terjadi dalam laga ke-21, saat tuan rumah Victoria Guimaraes menjamu tamunya, FC Porto di Estadio Dom Afonso Henriques pada Senin dini hari WIB 17 Februari 2020.

Bomber FC Porto, Moussa Marega memilih untuk meninggalkan lapangan usai mendengar teriakan-teriakan bernada rasis dari para pendukung tuan rumah sekitar menit 70.

Tak heran jika Marega pun teramat murka menanggapi hinaan yang diterimanya. Hal ini sangat menyesakan bagi Marega karena sebelumnya ia juga pernah membela Victoria Guimaraes pada musin 2016/2017 lalu.

Meski demikan, Moussa Marega sukses menjadi pahlawan penentu kemenangan Porto usai golnya menit 60 membawa tim tamu menang 2-1. Dan Pasca membobol gawang skuat tuan rumah, perlakuan rasis itu pun pecah dan bikin geram pemain timnas Mali itu.

Rekan setimnya berusaha menghentikan Marega berjalan keluar lapangan saat laga masih menyisakan 20 menit durasi permainan. Striker 28 tahun itu meluapkan amarahnya sesaat menuju lorong ruang ganti stadion, terlebih lagi wasit malah mengganja aksi boikotnya itu dengan kartu kuning.

Marega mengacung dua jari tengahnya ke hadapan tribun penonton sambil meneriakan umpatan kasar kepada suporter tuan rumah. Marega pun digantikan Wilson Manafa pasca kejadian tersebut.

Amarah Marega pun tak berhenti di situ. Dalam postingan di akun Instagram pribadinya, @marega11, pengoleksi 6 gol musim ini tersebut mengungkapkan kepedihan hatinya.

"Saya hanya ingin memberi tahu para idiot ini yang datang ke stadion untuk membuat (nyanyian) rasis.. persetan dengan kalian,” tulis Marega dalam caption postingannya.

"Dan saya juga berterima kasih kepada wasit karena tidak membela saya dan karena memberi saya kartu kuning karena saya mempertahankan warna kulit saya. Kuharap aku tidak pernah melihatmu di lapangan sepakbola lagi! Tak tahu MALU !!!!," tegas Marega.