Capai Semifinal BAMTC, PBSI Kantongi Sejumlah Fokus Evaluasi

Tim Indonesia di ajang Badminton Asia Mixed Team Championships 2019
Sumber :
  • PP PBSI

VIVA – Tim bulutangkis Indonesia harus terhenti di babak semifinal Badminton Asia Mixed Team Championships (BAMTC) 2019 usai takluk 0-3 dari Jepang, Sabtu 23 Maret 2019.

Hasil tersebut tak akan jadi bahan evaluasi penggawa Merah Putih menuju perhelatan Piala Sudirman pada 19-26 Mei mendatang di Nanning, China.

Meski berhasil mencapai target, manajer tim Indonesia, Susy Susanti tetap membawa beberapa catatan dari penampilan para pilar Pelatnas Cipayung. 

“Saya melihat ada beberapa hal yang masih harus ditambah dan dilatih lagi. Dari daya tahan, pola main, fokus itu yang paling penting. Banyak sekali kejadian ketika pemain kami sudah leading tapi malah lengah karena hilang fokus dan konsentrasi," ungkap Susy Susanti dalam rilis resmi PBSI.

"Kemudian ada adaptasi lapangan juga yang harus dipercepat. Banyak hal nonteknis yang perlu dimatangkan lagi dan disiapkan lagi untuk ke pertandingan berikutnya,” ujar Susy. 

Indonesia kalah dari Jepang setelah kehilangan tiga poin secara berurutan.

Baik Sabar Karyaman Gutama/Frengky Wijaya Putra, Ruselli Hartawan maupun Shesar Hiren Rhustavito, sama-sama tak berhasil melewati lawan-lawannya dengan kemenangan.

“Contohnya kemarin pasangan ganda putra, beberapa kali servis nyangkut. Kan itu enggak boleh. Atau pemain yang sudah tahu kalau main cepet-cepetan bakal kalah, maka harus dipelankan," jelas Susy yang juga menjabat Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI tersebut.

"Nah kadang-kadang mereka pola-pola seperti itu mereka masih belum cepat tanggap. Banyak pembelajaran buat para atlet yang main di sini. Yang mungkin juga baru pertama kali main beregu,” lanjut Susy.

Susy juga menegaskan hasil turnamen ini tidak akan menjadi gambaran penampilan tim Indonesia di Piala Sudirman 2019 mendatang.

Sebab pemain yang diturunkan di Hong Kong merupakan pemain pelapis yang didominasi atlet muda Indonesia.

“Tentu ini tidak akan menjadi gambaran Piala Sudirman nanti. Karena pemain andalan kami tidak diturunkan. Begitu juga dengan tim dari negara lain. Turnamen ini menjadi pengalaman yang baik buat pemain-pemain muda kami. Karena selanjutnya kan mereka yang akan jadi ujung tombak Indonesia,” tutur Susy. (ase)