Persiapan Dana Pensiun, Mending DPLK atau Reksadana?

pexels
Sumber :
  • vstory

VIVA – Mempersiapkan dana pensiun memang butuh waktu yang lama dan tidaklah mudah. Atau mungkin Anda sendiri yang sulit dalam memperhitungkan dana pensiun yang cukup untuk memenuhi kebutuhan di hari tua. Jika saat ini Anda masih memiliki penghasilan tetap setiap bulan, maka ini adalah saat yang tepat untuk mempersiapkan dana pensiun lebih awal.

Karena bisa dibayangkan ketika tua, Anda sudah tidak menerima gaji setiap bulan. Maka dari itu, persiapan yang matang akan menjadi penolong di masa pensiun. Setidaknya kamu sudah memikirkan instrumen untuk memiliki dana pensiun di masa mendatang, misalkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau memilih reksadana. Kedua jenis instrumen tersebut sama-sama mempersiapkan dana pensiun, kira-kira mana yang lebih menguntungkan?

1. Dana Pensiun Lembaga Keuangan

DPLK atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah program dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi perorangan. DLPK menyediakan untuk karyawan maupun pekerja mandiri. Jadi bukan hanya untuk karyawan yang bisa menggunakan jasa dana pensiun, tetapi juga orang yang memiliki usaha pun bisa memanfaatkan DPLK.

Sistem dari DPLK:

Perusahaan akan otomatis memotong gaji karyawan setiap bulan. Besarannya ditentukan dari persentase yang telah diterapkan. DPLK sebagai pengelola dana tersebut akan menginvestasikan ke berbagai instrumen yang telah dipilih oleh perusahaan.

Ketika masa pensiun tiba, karyawan akan menerima pembayaran uang pensiun sesuai dengan pilihan kita, yaitu menerima sekaligus atau menerima secara bertahap.
Uang iuran yang dibayar berasal dari potongan gaji atau juga kontribusi dari perusahaan. Biasanya perusahaan akan menanggung lebih besar dari karyawan.

2. Reksadana

Merupakan instrumen investasi di pasar modal dengan tingkat risiko yang dapat diukur serta profitable untuk investasi jangka panjang. Dana yang terkumpul nantinya akan dikelola oleh manajer investasi. Sistemnya hampir sama denga DPLK, yaitu mengalokasikan dananya ke beberapa instrumen investasi ke dalam portofolio aset. Misalkan diinvestasikan ke dalam saham, obligasi dan juga deposito.

Reksadana bisa dibeli melalui bank umum, perusahaan asset management, atau juga bisa melalui agen penjual. Hal yang sama antara DPLK dan reksadana adalah tujuannya, yaitu meningkatkan nilai aset di kemudian hari.

Perbedaaan antara DPLK dengan Reksadana

DPLK bisa dengan otomatis dipotong dari gaji bulanan. Sedangkan reksadana harus membeli sesuai dengan kemauan diri sendiri. Namun di reksadana juga sudah menyediakan sistem autodebet. Langsung memotong gaji Anda setiap bulan.

Pemerintah memiliki peraturan khusus untuk penarikan dana pensiun DPLK. Untuk jumlah akumulasi dana (terdiri dari iuran, pengalihan dana dan pertumbuhan dana) hanya boleh diambil sebesar 20 persen dari dananya. Sisanya 80 persen wajib dibelikan anuitas di perusahaan asuransi jiwa.

Sedangkan investor reksadana memiliki kebebasan dalam proses pencairan dana, dan besaran uang yang akan ditarik. Dalam hal kebebasan dalam memilih instrumen investasi, pengguna jasa DPLK tidak bisa memilih instrumen investasinya. Sedangkan investor reksadana bisa memilih instrumen yang sesuai dengan risikonya.

Persamaan DPLK dengan Reksadana

Baik DPLK dan reksadana, dana yang terkumpul akan diinvestasikan ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, deposito, dan surat utang negara. Bahkan, DPLK juga menginvestasikan uang nasabahnya ke dalam reksadana.

DPLK dan reksadana menggunakan sistem unit penyertaan sebagai bukti kepemilikan. Di mana setiap penempatan dana, investor akan mendapat sejumlah unit penyertaan.
Keikutsertaan bersifat sukarela tanpa paksaan, serta tidak ada sistem denda yang dikenakan kepada pengguna jasa/investor jika terjadi keterlambatan setoran. DPLK dan juga reksadana, memiliki fasilitas autodebet. Sehingga akan memotong dana secara otomatis setiap bulan yang ada dalam tabungan.

Kesimpulan

Setiap diri kita harus mempersiapkan hal-hal di masa mendatang yang penuh ketidak pastian. Salah satunya adalah masa pensiun. Karena dengan mempersiapkan sejak awal, maka kita bisa menikmatinya tanpa kekurangan. Serta setiap orang berhak memilih sumber pendapatan di masa tua nanti.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.