Pertemuan Perdana dengan Babi Hutan di Cikuray

Apa yang harus kamu lakukan?
Sumber :
  • vstory

Saat kami sampai di pos 6 di Gunung Cikuray, kami berempat, rehat sejenak. Menaruh tas, mengambil kompor dan menyalakan api. Mulai menggoreng kentang karena lapar berat. Track pendakian Cikuray memang "gila" sih. Di pos 6 mulai banyak yang nenda. Padahal puncak kurang satu pos lagi.

Saat menggoreng dan icip-icip yang telah matang, tiba-tiba ada sekelompok pendaki yang berseru, "Awas ada babi hutan..babi hutan!"

Refleks kami menengok dan mencari hewan yang dimaksud. Benar saja, ada babi hutan a.k.a celeng yang 'menatap dalam-dalam' kami yang sedang memasak. Jaraknya sekira 10 meteran.

Kami tentu saja kaget bukan kepalang. Lalu memberesi bahan makanan pokok dan bergegas ke tanah yang agak tinggi. Salah seorang pendaki berseru, "Jangan lari! Jangan lari! Nanti ia mengejar. Pelan saja!"

Ya kami mengikuti perintah itu. Jalan agak cepat, teman-teman membawa apa saja. Sementara saya mengantongi telur.

Babi semakin mendekat ke tempat kami memasak. Kompor dan panci penggorengan masih tertinggal di sana. Dan dia... Mengubek-ubek tas keril saya!

Untungnya tas saya tak ada makanan apa-apa. Dan dia gagal membukanya. Lalu ia mengincar penggorengan yang minyaknya... masih panas!

Babi menyosor gorengan. Habis itu dia lari menjauh karena kepanasan ha-ha-ha...

Kami dan para pendaki lain menyaksikan itu sambil was-was dan tertawa. Sebagian yang lain merekam pakai hape.

Kami pikir akan selesai setelah dia pergi...Ternyata dia datang lagi dari arah yang berbeda. Para pendaki mulai was-was. Babi itu menatap.

Abah, sebutan untuk penunggu pos 6, kemudian bertindak. Dia mengambil tongkat bertali yang ujungnya dipasang galon kecil. Dikibas-kibas ke arah babi tanpa melukai. Babi pun pergi. Lalu, Abah bercerita..

Babi yang kami hadapi adalah babi anakan. Sebelumnya ada babi yang lebih besar dan "berculak". Babi itu pernah menyerang tenda di puncak. Selain mencari makanan dari pendaki, ternyata babi besar itu menyimpan dendam pada para pendaki.

"Anak babi besar itu pernah dibunuh oleh pendaki gunung," kata Abah.

Selain mengincar makanan para pendaki, babi juga mengincar pendaki perempuan yang sedang menstruasi. Pasalnya darah mens perempuan tercium tajam oleh hidung babi.

"Pernah di antara penjaga melihat babi menggodol bekas pembalut perempuan," ujar Abah. Bahkan babi hutan pernah menggodol hape pendaki.

Ah, kelakuan babi memang begitu. Tampaknya tepat kalau ada istilah "membabi buta". Sudah menghalalkan cara, buta pula mata hatinya.

Abah mengingatkan untuk menggantungkan makanan usai memasak di tempat agak tinggi. Atau jangan buang sampah sembarangan.

"Kita (pendaki) itu kan tamu. Hormati tuan rumah (penghuni hutan, babi dll). Jangan asal membunuh hewan," kata Abah.

Demikian pertemuan perdana saya dengan babi hutan. 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.