BI Prediksi Ekspor 2009 Minus 25-28%

VIVAnews - Bank Indonesia memperkirakan ekspor Indonesia akan turun minus 25 sampai 28 persen. Perkiraan ini menyusul kondisi perlemahan ekonomi dunia yang memperburuk kegiatan ekonomi.

Deputi Gubernur BI Hartadi Sarwono mengatakan, perlemahan ekonomi masih akan terjadi terus menerus. "Oktober 2008, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan masih 3 persen, namun November menjadi 2,2  persen dan Januari direvisi lagi menjadi 0,5 persen," ujar Hartadi dalam seminar gejolak kurs di Jakarta, Kamis 19 Maret 2009.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Menurut Hartadi,  angka penurunan ekspor dihitung berdasarkan nilai ekspor.  "Angka ini memang besar jika dibandingkan angka perkiraan pemerintah yang hanya 5 persen," ujar Hartadi. Pemerintah hanya mengeluarkan angka 5 persen karena yang perkiraan itu meliputi  volume ekspor. Menurut Hartadi, besarnya penurunan aktivitas ekspor ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar dan komoditas ekspor.

Maret ini, lanjutnya, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan masuk zone negatif. Artinya volume perdagangan jika dicermati menurun. "Inilah persoalan dunia," katanya.

Memburuknya sektor keuangan dunia ini sebenarnya mulai tampak sejak kuartal ke empat 2008. PDB Indonesia dikatakan jatuh cukup besar menjadi 5,2 persen dengan pertumbuhan ekonomi 2008 sebesar 6,1 persen.  "Tapi kalau dilihat sumber-sumber pertumbuhan, maka jatuhnya kelihatan di mana," katanya.

Selain memperkirakan jatuhnya ekspor, BI juga memperkirakan impor Indonesia akan turun 24 sampai 28 persen. Namun Hartadi memandang, turunnya impor ini membawa dampak positif ke Indonesia. Karena dengan turunnya ekspor dan impor yang juga turun, maka selisih ekspor impor tidak akan besar. "Sehingga hasilnya tidak terlalu negatif," katanya.

Ilustrasi pergerakan saham

Saham Berdividen, Pilihan Terbaik untuk Investor Konservatif

Saham berdividen merupakan saham dari perusahaan yang secara rutin membayar dividen kepada para pemegang saham. Berikut ini penjelasan manfaat dan risiko saham berdividen

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024