60 Kasus Eksploitasi Anak Difilmkan

VIVAnews – Ada 60 kasus eksploitasi seksual komersil anak (ESKA) yang tak pernah terungkap di media difilmkan. Ini diangkat seorang produser film asal Singapura, Michael Chick saat menggelar jumpa pers di Sanur, Kamis, 19 Maret 2009.

Film berdurasi 2 jam ini mengangkat cerita di kawasan Asia Tenggara yang dianggap telah mewakili peristiwa di dunia. "Saya tidak membedakan kasus yang terjadi di Malaysia, Thailand, Vietnam juga terjadi di belahan dunia lain," kata Michael.

Dalam pembuatan film yang memakan biaya hingga 1,5 juta ringgit atau sekitar Rp 525 juta banyak menemui sejumlah kendala karena untuk membuat janji dan wawancara pihak korban memerlukan waktu sampai enam bulan lamanya.

"Selain itu juga ada faktor bahasa di sana sehingga komunikasinya terhambat," ujarnya. Dalam film itu ada penderitaan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sumatera yang bekerja di Malaysia kemudian dia harus di penjara selama tiga tahun.

"Selama di penjara, dia justru di diperkosa oleh polisi diraja Malaysia hingga setiap tahun melahirkan anak," kata Michael miris. Tak hanya itu saja, saat keluar dari penjara, TKI ini dibotaki rambutnya dan dibuang ke laut.

Beruntung nyawanya berhasil diselamatkan oleh kapal yang melintas dan dipulangkan ke Sumatera. Tak sampai di situ saja, penderitaannya bertambah ketika suaminya menikah lagi dengan perempuan lain di Medan.

Cerita lain lagi, justru terjadi di sebuah wilayah di Jakarta. Michael menuturkan ada sebuah tempat pelacuran anak yang dihuni 10 anak usia 12 tahun, yang tiga anak diantaranya hamil.

Disinggung kasus di Bali, Michael enggan untuk membeberkan lebih lanjut lantaran belum tuntas menghimpun data. "Saya nggak mau diskusikan hal ini di forum ini," katanya sambil tertawa.

Laporan: Wima Saraswati | Bali

Terungkap, Polisi Sebut Chandrika Chika Sudah Setahun Lebih Pakai Ganja: Menganggapnya Hal Lumrah
Suasana di rumah duka Mooryati Soedibyo

Suasana Rumah Duka Mooryati Soedibyo, Dipenuhi Pelayat dan Karangan Bunga

Pendiri Mustika Ratu sekaligus pencetus ajang Puteri Indonesia, Mooryati Soedibyo meninggal dunia pada Rabu dini hari, 24 April 2024 sekitar pukul 01.00 WIB.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024