Pengamat Sesalkan Kebijakan Jangka Panjang RI

VIVAnews - Pemerintah Indonesia dalam sistem pemerintahan lima tahun mendatang butuh suatu institusi yang bisa menyusun kebijakan jangka panjang. Selama ini rencana jangka panjang tidak tersusun dengan baik.

Pengamat politik militer Agus Widjoyo membandingkan Indonesia dengan Amerika di mana pemerintahan AS yang orientasi programnya lima tahunan, tapi dari misi teknologinya bisa mendaratkan astronotnya ke bulan.

"Indonesia dengan kebijakan jangka panjang 25 tahun, tapi capaiannya tidak jelas," kata Agus dalam Diskusi Menjawab Tantangan Ekonomi Politik Indonesia 2009-2014 di Pulau Dua Senayan, Jumat 22 Mei 2209.

Agus mengatakan, kabinet ke depan harus lebih fokus menetapkan pilihan yang masuk dalam kebijakan jangka panjang. Sebagai gambaran sekarang, institusi Bappenas dan Departemen Keuangan dinilai masih belum sinkron. Bappenas hanya menyusun substansi sedang Departemen Keuangan unsur dana. Tapi penyusunan capaiannya tidak mampu menyatukan kedua institusi ini agar bermuara pada kebijakan jangka panjang.

Rencana jangka panjang, kata dia, tidak menyalahi kehendak rakyat. Rencana ini bisa seperti direkayasa untuk membuat citra bangsa punya potensi yang tinggi. Rencana jangka panjang ini juga pasti dimiliki oleh semua negara untuk mencapai pembentukan negara yang lebih baik.

Catherine Wilson Tuntut Nafkah Rp100 Juta Per Bulan, Idham Masse Ungkap Hal Mengejutkan
Dinda Kanyadewi

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam

Dinda Kanyadewi berperan jadi karakter yang cukup memberi tantangan dan beda dari karakter-karakter yang sudah ia perankan sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024