Ramayana Tuntaskan Repo Saham Rp 147 Miliar

VIVAnews - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) sudah merampungkan transaksi repo (repurchase agreement) senilai Rp 147 miliar.

Kutukan Sungkyunkwan Scandal: 5 Pemerannya Terjerat Kontroversi Bertubi-tubi!

Saham yang direpokan terdiri atas PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

"Repo kami sudah tuntas," kata Direktur Keuangan Ramayana Lestari Sentosa, Suryanto, usai jumpa pers perseroan di gedung WTC, Jakarta, Jumat 29 Mei 2009.

Suryanto menjelaskan, perseroan telah menjual saham Bumi Resources senilai Rp 97 miliar pada akhir 2008. Transaksi repo tersebut terjadi pada Oktober 2008.

Penjualan dilakukan sebelum saham Bumi Resources turun drastis. "Kami hanya menambah jaminan (top up) sekali sebesar 150 persen," tuturnya.

Dia mengatakan, pada April 2009, Ramayana menuntaskan penjualan saham Bakrieland dan Bakrie Brother senilai Rp 50 miliar. Penjualan saham itu sempat memberi keuntungan hingga 15 persen bagi perusahaan.

Suryanto menambahkan, saat ini perusahaan tidak lagi berinvestasi pada saham. Investasi dilakukan pada instrumen deposito, obligasi, dan kepemilikan mata uang asing senilai US$ 24 juta.

"Investasi mata uang asing mampu memberi keuntungan kurs perusahaan pada 2008, sehingga kami mampu membukukan laba bersih Rp 429,7 miliar," ujarnya.

Pada semester I-2009, dia melanjutkan, perusahaan berpotensi mengalami kerugian kurs sekitar Rp 15 miliar jika nilai tukar rupiah bertahan pada level 10.300/US$. Hal itu disebabkan nilai tukar rupiah pada akhir 2008 berkisar 10.950/US$.

"Akibatnya, kinerja kuangan perusahaan berpeluang lebih rendah dibanding semester sama 2008," ujar dia.

Febri Diansyah dan Rasamala Usai Diperiksa Penyidik KPK

Jaksa KPK Panggil Febri Diansyah dkk ke Sidang SYL, Ini Alasannya

Jaksa KPK akan memanggil Febri Diansyah dkk dalam sidang kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian (Kementan) dengan terdakwa mantan Mentan SYL.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024