Jim Wiryawan: Neoliberal Tak Sebatas Ekonomi

VIVAnews - Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Prof Jim Wiryawan mengatakan, neoliberalisme bukan hanya isu soal ekonomi.

Honda BeAT Jadi Incaran Maling bukan karena Tidak Aman

Akan tetapi, isu neoliberal yang marak dalam Pemilihan Presiden 2009 ini lebih luas bisa menyangkut isu kebudayaan dan politik yang bisa membahayakan Indonesia. Efeknya kalau seandainya neoliberal itu diterapkan, integrasi Indonesia akan berubah.

"Saya lebih suka sebut ekonomi kita (Indonesia) dengan Konsensus Jakarta, yakni model dasar pembangunan ekonomi kerakyatan," kata dia dalam Diskusi Publik Perspektif Ekonomi Indonesia Pasca Pilpres 2009 bertempat di Hotel Ambhara, Jakarta, Minggu 31 Mei 2009.

Cerita ini dimulai dari Bung Karno yang mengatakan, bagaimana saudara dapat mengajak rakyat memperjaungkan sesuatu keadilan, kalau saudara hendak membawanya ke ekonomi liberal. 

Jim mengatakan, kata-kata Bung Karno itu mengacu pada Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 hingga 3, di mana semuanya berujung pada rakyat.

Ekonomi kerakyatan yang dimaksud adalah bersendikan kedaulatan rakyat, bukan sisi lain. Karakteristik ekonomi kerakyatan yakni rendahnya modal, rendahnya kapabilitas karena daya saing akibat rendahnya akses dan peluang. 

Potensi ekonomi kerakyatan ini sangat besar dan tahan terhadap krisis. "Ekonomi ini saya bilang tidak ada matinya," katanya.

Konsensus Jakarta mengajarkan Indonesia untuk percaya pada kekuatan diri sendiri. Kekuatan rakyat bisa berdiri sendiri karena menerapkan ekonomi berdikari. Negara yang sudah menerapkan ekonomi ini contohnya adalah China. China disebut memiliki konsensus China. 

Dengan membuat kekuatan ekonomi yang riil dan nyata berdasarkan ekonomi rakyat sebagai landasan ekonomi, China kini tumbuh dan berkembang pesat. "Jadi prinsip ekonomi kalau ada lebihnya baru di ekspor, jangan malah sebaliknya," ujarnya. 

Kebalikan seperti inilah yang berakibat kesejahteraan Indonesia menurun. Secara teori menurut Jim, kondisi seperti inilah yang dipersalahkan oleh para ekonom anti neoliberal.

Seharusnya kata dia, target pencapaian pemerintah adalah harus mandiri dulu dalam pangan. Artinya, sektor-sektor pendukung pertanian harus diperkuat. Undang-undang pokok agraria harus kuat untuk membangun Indonesia lebih baik.

Momen Akrab Prabowo dan Jokowi di Acara Bukber di Istana Negara

Momen Akrab Prabowo dan Jokowi di Acara Bukber di Istana Negara

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menghadiri acara buka puasa bersama Ramadan 2024 yang digelar oleh Presiden RI Joko Widodo, di Istana Negara pada Kamis, (28/3).

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024