7 Balita di NTT Positif Mengindap HIV/AIDS

VIVAnews - Sebanyak tujuh balita di Nusa Tenggara Timur (NTT) poisitif mengindap virus HIV/AIDS. Tim medis Rumah Sakit  Umum Daerah Ruteng Manggarai, menduga balita tersebut tertular air susu ibu atau anti body yang sudah terinveksi virus mematikan itu.

Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS NTT, Husein Pancratius, yang dihubungi VIVAnews di Kupang, Senin 8 Juni 2009 mengatakan, balita pengidap HIV ini merupakan korban dari perilaku seks bebas orang tuanya.

”Mata rantai penyebarannya dari suami HIV menularkan kepada istrinya, kemudian sang anak tertular melalui air susu ibu yang dikonsumsi,” kata Pancratius.

Tujuh balita yang ditemukan positif HIV/AIDS antara lain tiga di Kabupaten Manggarai, tiga di Kabupaten Belu dan satu di Kabupaten Timor Tengah Utara. "Mereka sementara menjalani perawatan medis di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan infeksi opurtunis dan pengobatan anti viral," ujar Pancratius.

Direktur RSUD Ruteng Manggarai, Dupe Nababan, mengatakan, dua balita sudah tahap HIV, sedangkan satunya lagi positif AIDS. "Ketiga balita tersebut terjangkit penyakit berbahaya itu dari orangtua mereka dan kemungkinan saat berada dalam kandungan," lanjutnya.

Sementara pengelola Panti Rehabilitasi Gizi Anak Haliwen, Kabupaten Belu, Suster Antonia Lau mengatakan, tahun lalu, pihaknya menemukan tiga balita HIV/AIDS yang semula menderita gizi buruk. "Mereka sudah diserahkan ke RSUD Atambua untuk dirawat," kata Antonia. "Salah satunya sudah AIDS. Mereka tertular dari ibunya," tuturnya.

Sejumlah sumber di RSUD WZ Yohanes Kupang mengatakan, stok obat HIV/AIDS jenis hyviral yang erfungsi untuk pengobatan anti viral bagi penderita HIV/AIDS sudah habis sejak pekan lalu, dan hingga kini Departemen Kesehatan belum mengirim stok yang baru.

"Kami terpaksa pinjam obat hyviral dari Atambua. Padahal, kami sudah mengajukan permohonan pengiriman sejak 20 Mei 2009 lalu," ujar sumber tersebut.

Terbatasnya stok obat ini, dikuatirkan akan berdampak buruk pada 15 pengidap HIV/AIDS, termasuk seorang balita dan dua ibu menusui yang kini menjalani peratawan di rumah sakit milik pemerintah itu.

Sedikitnya 199 penderita HIV/AIDS di NTT, dilaporkan meningaldunia dalam 12 tahun terakhir (1997-2009). Dari 671 kasus HIV/AIDS di NTT, korba tewas terbanyak di Kabupaten Belu yakni 39 orang dari . Kelompok umur tertinggi yang paling banyak menderita adalah 20-29 tahun.

Sedangkan jenis pekerjaan yang paling banyak menderita adalah mantan tenaga kerja Indonesia sebanyak 15 persen, pekerja seks komersial 14 persen, ibu rumah tangga 12 persen, swasta 10 persen, tukang ojek 6 persen, petani 5 persen, PNS/Guru 5 persen, sisanya adalah pelajar, sopir, mahasiswa , dan TNI.

amril.78@vivanews.com


Laporan: Jemris Fointuna/Kupang

Hasbi Hasan Dituntut 13 Tahun Bui, Pengacara: Tak Rasional, Seperti Balas Dendam
Sekjen DPP Partai Golkar, Letjen TNI (Purn.) H. Lodewijk Freidrich Paulus

Sekjen Golkar Tegaskan Munas Tak Bisa Dimajukan Sebelum Desember 2024

Menurut Sekjen Golkar Lodewijk F Paulus, Munas yang dihelat Desember 2024 sudah diatur dalan AD/ART partai.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024