Paus Fransiskus Minta Didoakan Ketua GP Ansor Jawa Tengah

Ketua GP Anshor Jateng Gus Sholah memberikan batik kepada Paus Fransiskus
Sumber :
  • Rilis GP Anshor Jateng

VIVA – Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah H Sholahuddin Aly atau Gus Sholah memberikan hadiah khusus kepada pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus di Vatikan, Rabu, 25 September 2019. Hadiah khusus tersebut berupa sebuah kain batik.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Kedatangan rombongan Gus Sholah datang ke Vatikan tak lain untuk mendampingi Katib Aam Syuriah PBNU KH Yahya Cholil Staquf bersama Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Rombongan bahkan secara khusus mendapat perhatian dari Paus Fransiskus saat digelar audiensi umum.

Pada kesempatan tersebut, Ketua PW GP Ansor Jateng yang berada di kerumunan jemaat secara khusus dipanggil untuk mendekat ke jalur tamu khusus untuk bersalaman. Dia kemudian memberikan hadiah kepada Paus Fransiskus berupa kain batik karya perancang busana ternama di Indonesia, Iwan Tirta.

Gus Yahya Sebut Rencana Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia Sudah Didengar Sejak 2018

“Barusan ikut audiensi umum dengan Pope Fransiskus, saya dipanggil untuk mendekat masuk barikade tamu VVIP. Saya memperkenalkan diri lalu memberi hadiah batik motif Boketan Truntum untuk Paus,” ujar Gus Sholah sebagaimana rilis pers yang dikirimkan.

Pada momentum tersebut kata Gus Sholah, Paus menyampaikan sejumlah pesan. Di antaranya pesan untuk saling mendoakan. “Sambil salaman, Pope Francis beberapa kali bilang 'pray for me' dua sampai tiga kali ke saya,” ujar Gus Sholah.

Top Trending: Sosok Ratu Judi Asal Israel Hingga Paus Puasa Nonton TV 35 Tahun

Menurut Gus Sholah, pemberian hadiah berupa batik kepada Paus Fransiskus karena batik adalah khas bagi Indonesia di dunia internasional. Batik juga sebagai warisan budaya Indonesia. Sedangkan pemilihan batik motif Boketan Truntum untuk Paus memiliki pesan tentang keindahan serta keabadian cinta kasih sesama umat manusia.

Selain Paus Fransiskus, Gus Sholah juga memberikan hadiah batik pada Sekretaris Pontifical Council for Interreligious Dialogue Vatican Mgr Indunil Kodithuwakku di Vatikan.

Sementara Katib Aam Syuriah PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa rangkaian kunjungan ke Vatikan ini adalah membawa misi besar yakni mekakukan sosialisasi dan kampanye perdamaian dan Islam yang ramah dengan menjalin kerja sama antara Nahdlatul Ulama dan Vatikan. Sosialisasi yang dimaksud adalah hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama di Banjar Patroman, Jabar, Februari 2019 lalu. Munas antara lain memutuskan menghilangkan sebutan kafir bagi WNI yang tidak beragama Islam.

“Keputusan itu diambil sebagai langkah untuk merekontekstualisasi pemahaman keagamaan umat dan bangsa. Hal ini penting dilakukan untuk menghindarkan konflik atas nama agama ke depan,” ujar Gus Yahya.

Dalam pertemuannya dengan Sekretaris Pontifical Council for Interreligious Dialogue Vatican Mgr Indunil Kodithuwakku, ia menyebut jika pertemuan itu terinisiasi untuk bersama menciptakan kedamaian. Menurut Kodithuwakku, tahun ini Paus Fransiskus bersama Imam Besar Universitas Al-Azhar Kairo yang difasilitasi Uni Emirat Arab menandatangani Deklarasi Abu Dhabi. 

Deklarasi antara lain berisi menghentikan penggunaan nama Tuhan untuk menghalalkan kekerasan, terorisme, dan pembunuhan serta berhenti menggunakan agama untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.

”Itu (deklarasi) bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Hal seperti ini yang mesti kita dorong ke depan,” ujar Kodithuwakku.

Dalam pertemuan ini, Kodithuwakku didampingi Pastor Markus Solo yang berasal dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sudah 12 tahun mengabdi di Vatikan.

“Kami punya sejarah hubungan dengan NU cukup lama dan kami tahu bagaimana pandangan dan pemahaman keagamaan NU. Dahulu Gus Dur biasa keluar masuk Vatikan tapi sudah lama tak ada pimpinan NU yang berkunjung ke sini,” kata Romo Markus. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya