Bos Pertamina Tegaskan Harga Avtur di Indonesia Sudah Kompetitif.

Dirut Pertamina Nicke Widyawati.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVAnews.

VIVA – PT Pertamina menegaskan bahwa harga avtur yang dijual saat ini sudah cukup kompetitif. Hal ini menanggapi rencana Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengundang pemain swasta memasok avtur ke maskapai dalam negeri selain Pertamina, agar harganya menjadi lebih murah.

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa harga avtur yang dijual pihaknya sebetulnya sudah cukup kompetitif dibandingkan dengan harga avtur di negara-negara tetangga. Sebab, dia mengaku memiliki perbandingan harga avtur di Indonesia dengan avtur yang dijual dari kilang-kilang di luar negeri.

"Jadi, kita mempunyai perbandingan harga bagaimana harga di Indonesia dan kilang-kilang di luar. Dari gambaran itu, kita yakini avtur Pertamina, cukup kompetitif," kata Nicke di acara Pertamina Energy Forum 2019 di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa 26 November 2019. 

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Dia juga menegaskan bahwa Pertamina selalu melakukan evaluasi harga avtur  setiap dua pekan. Menurutnya itu juga sudah menyesuaikan formulasi yang ditetapkan pemerintah.

"Itu pakai formula yang ditetapkan pemerintah. Kita ikuti aturan saja," kata dia. 

Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

Dia lantas menjelaskan, pihaknya sudah tidak lagi mengimpor avtur sejak Maret 2019. Bahkan, Pertamina sudah melakukan ekspor avtur sejak Juni 2019. 

"Ini kita sudah mandiri. Kilang-kilang kita sudah kita upgrade, sehingga produk avtur kita bisa lebih banyak lagi," kata dia. 

Namun begitu dia mengungkapkan, yang menjadi tantangan penjualan avtur di Indonesia adalah biaya dari distribusi. Nicke mencontohkan, untuk pengiriman avtur ke Indonesia Timur harus dari kilang Cilacap. Sehingga biaya distribusinya pun cukup mahal.

Diuraikannya avtur yang dihasilkan di Cilacap harus dibawa menggunakan truk ke pelabuhan, kemudian diangkut menggunakan kapal. Kemudian saat tiba di pelabuhan tujuan harus dibawa ke TBBM menggunakan truk dan diangkut lagi hingga sampai ke bandara kecil di Indonesia timur.

"Jadi kita harus membangun infrastruktur untuk bagaimana kita bisa menekan cost itu," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya