- Pertamina MOR III
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mendukung rencana Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengundang pemain swasta memasok avtur ke maskapai dalam negeri selain PT Pertamina. Upaya itu agar harga avtur menjadi lebih murah dan tiket pesawat bisa terjangkau.
Meski begitu, Erick menekankan, perusahaan swasta tersebut harus memproduksi avtur tersebut di Indonesia dan tidak boleh meminta lisensi impor. Sebab, hal itu malah memperbesar defisit neraca ekspor impor RI.
"Saya rasa kan gini, Pertamina bisa memproduksi avtur, kalau swasta yang produksi avtur welcome saja. Yang tidak boleh cuma minta lisensi impor," kata Erick di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2019.
Menurut Erick, jika pada akhirnya pihak swasta tersebut hanya meminta lisensi impor, yang mendapat masalah pada akhirnya pemerintah. Sebab, Presiden Joko Widodo telah meminta jajaran kabinetnya untuk menekan defisit perdagangan dari minyak dan gas atau migas.
"Akhirnya nanti kami-kami yang di BUMN atau di kementerian banyak ditugaskan menekan impor migas, tapi di pihak lainnya malah impor. Terus akhirnya kami yang disalahkan lagi," ungkapnya.
Meski begitu, dia mengingatkan, saat ini Pertamina telah mampu memproduksi avtur lebih efisien. Terutama dengan kehadiran program Biodiesel 30 persen atau B30 yang mencampur solar dengan minyak mentah sawit atau minyak nabati sebanyak 30 persen.
"Tinggal benar-benar mau enggak melakukannya. Karena jangan hanya shortcut sekadar hanya mencari keuntungan, tapi akhirnya kembali merugikan secara keseluruhan konsep yang sedang dibangun oleh Bapak Presiden. Karena kan kita mau tekan impor migas itu," tutur Erick.