Jokowi Sebut CAD Berpuluh Tahun, Marzuki Alie Minta Baca Data

Ilustrasi Ekspor Impor
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Presiden Joko Widodo berulang kali menyebut bahwa defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia sudah terjadi berpuluh tahun. Hal ini membuat pejabat di era pemerintahan sebelumnya buka suara. 

Defisit APBN 2024 Diperlebar Jadi 2,8 Persen Gegara Subsidi Pupuk hingga BLT

Koreksi dilayangkan oleh Ketua DPR RI periode 2009-2014, Marzuki Alie. Dia menyebut bahwa CAD itu terjadi sejak tahun 2012, alias bukan berpuluh tahun seperti yang disebut Jokowi. 

Mulanya, Jokowi memposting di media sosial Twitter-nya bahwa CAD selama berpuluh tahun tidak pernah bisa diselesaikan. 

Sri Mulyani Buka Suara soal Program Makan Siang Gratis, Defisit Anggaran 2025 Naik

"Berpuluh tahun defisit transaksi berjalan tidak pernah bisa kita selesaikan. Ekspor kita bergantung pada komoditas mentah, impor besar minyak dan gas, dll. Ke depan, satu yang perlu kita lakukan: hilirisasi. Industrialisasi dari sumber daya alam kita," tulis Jokowi melalui akun twitternya seperti dikutip VIVAnews Rabu 4 Desember 2019. 

Sontak, postingan itu dibalas oleh Marzuki dan diramaikan oleh para warganet. Mantan Ketua DPR itu mengingatkan Presiden untuk membaca data, apakah benar defisit transaksi berjalan itu terjadi selama berpuluh tahun. 

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

"Silahkan baca data, apakah berpuluh tahun defisit, atau selama 5 tahun terakhir. Ini data Bank Indonesia," tulis Marzuki melalui akun @marzukialie_MA. 

Dikutip VIVAnews dari laporan Bank Indonesia, memang benar bahwa transaksi berjalan Indonesia pernah mencatatkan surplus sepanjang tahun 2008 sampai 2011, dan sebelumnya juga pernah surplus pada sekitar tahun 1999 sampai sekitar tahun 2004. Pada tahun 2011 surplus transaksi berjalan Indonesia tercatat mencapai US$2,1 miliar atau 0,2 persen dari PDB. 

"Terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan  barang yang meningkat cukup signifikan," tulis BI dalam laporan perekonomian tahun 2011, yang saat itu dipimpin oleh Darmin Nasution. 

Sedangkan pada tahun 2009, surplus neraca transaksi berjalan tercatat sangat tinggi yaitu mencapai US$10,6 miliar atau meningkat dibanding tahun 2008 yang juga surplus US$126 juta.

"Peningkatan itu juga didukung oleh kinerja ekspor, meskipun mengalami kontraksi akibat penurunan pertumbuhan ekonomi global, tercatat tidak sebesar kontraksi pada impor," tulis BI dalam laporan perekonomian tahun 2009. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya