Mahathir Sepakat Ada Mata Uang Khusus Negara-negara Islam

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Fikri Yusuf

VIVA – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyambut baik usulan untuk menggunakan sebuah criptocurrency ‘mata uang kripto’ terpadu bagi negara-negara Muslim. Mahathir mengaku telah menyarankan gagasan tentang mata uang terpadu sejak lama namun tidak bisa diterapkan karena sanksi oleh negara kekuatan super.

Pemuda Kena Tipu hingga Puluhan Juta saat Hendak Beli Mobil untuk Ayahnya

"Kita tidak bisa selalu menggunakan dolar Amerika Serikat, karena penggunaannya akan membuat kita terlalu bergantung pada AS, yang dapat memaksakan sanksi terhadap kita dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kita," kata Mahathir kepada wartawan usai Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur.

"Ini adalah pertama kalinya kita mendengar gagasan ini (penggunaan kriptocurrency) yang berasal dari Iran dan Turki. Jika kita tidak memiliki dolar AS, kita dapat menggunakan mata uang kita sendiri atau kita dapat menciptakan mata uang bersama," ujarnya, dilansir The Star, Jumat 20 Desember 2019.

Jelang Lebaran, Irish Bella Ajarkan Anak Cara Bedakan Nominal Uang THR

Mahathir tidak menyebutkan nama negara kekuatan super tersebut namun mengatakan bahwa idenya untuk memperkenalkan mata uang seperti itu telah beberapa kali digagalkan.

"Ini karena ketika kita menggunakan mata uang suatu negara itu akan memberi mereka kekuatan. Sebenarnya, jika kita melihat Amerika Serikat, mereka sudah bangkrut, karena mereka memiliki utang senilai triliun dolar dan belum membayarnya. Namun, kami masih berpikir bahwa mata uang mereka kuat," kata PM berusia 94 tahun itu.

Sandra Dewi Ogah Bahas Kekayaan Suami, Tahu Harvey Moeis Korupsi?

Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani menyarankan agar negara-negara Muslim dapat bekerja sama lebih dekat dalam hal perbankan dan ekonomi, termasuk penggunaan mata uang kripto dengan mata uang tunggal.

Presiden Iran juga telah mendiskusikan pandangan tersebut dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, khususnya tentang penggunaan mata uang nasional dan bukan dolar AS untuk perdagangan di antara negara-negara Islam.

"Dengan teknologi blockchain baru, kita akan dapat memperkenalkan cryptocurrency terpadu ke negara-negara Muslim dengan kerja sama bank sentral," ujar Hassan.

“Di masa lalu, Mahathir ingin memperkenalkan dinar Islam. Dengan teknologi yang sedang berlangsung, kita dapat menyiapkan mata uang baru untuk dunia Muslim. Keuntungan cryptocurrency adalah dapat memotong fluktuasi birokrasi dan pasar,” kata Hassan dalam pidatonya.

Dia menambahkan, menggunakan cryptocurrency atau mata uang terpadu untuk perdagangan di antara negara-negara Muslim dapat memungkinkan negara-negara ini untuk kemerdekaan lebih lanjut, daripada ketergantungan yang berlebihan pada dolar AS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya