Jelang Natal, Kewaspadaan Perlu Ditingkatkan tapi Jangan Berlebihan

Warga menggelar pesta kembang api saat perayaan Hari Natal di Ambon, Maluku
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

VIVA –  Dalam hitungan hari, masyarakat di belahan dunia akan merayakan Natal dan Tahun Baru 2020. Masyarakat di Tanah Air diminta untuk mengantisipasi potensi ancaman keamanan.

Mumpung Ramadhan, Ammar Zoni Banyak Berdoa Agar Segera Bebas dari Penjara

"Kewaspadaan harus ada. Tapi, dalam momentum Natal dan Tahun Baru memang harus ditingkatkan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyari, dalam keterangannya, Minggu, 22 Desember 2019.

Abdul mengatakan sejauh ini, Komisi I DPR belum mendapatkan laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) menyangkut potensi ancaman keamanan tersebut. Namun, ia mengingatkan masyarakat harus tetap waspada.

Mengejutkan! Sabda Ahessa Viral Ibadah di Gereja, Ibunda Sebut Rajin Baca Al-Quran

Meski demikian kewaspadaan ini juga jangan sampai justru membuat masyarakat terganggu sehingga takut. Diharapkan masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa.

Menurutnya, salah satu cara meningkatkan kewaspadaan dengan bisa dimulai dari lingkungan Rukun Tetangga (RT). Masyarakat harus lebih peka dalam meningkatkan kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar.

Ngeri, Puasa Ramadhan Seumur Hidup Bisa Tak Dapat Pahala, Jika…

"Saya yakin sepanjang masyarakat bisa menjaga keamanan dan ketertiban, maka insya Allah aman. Meski kewaspadaan ditingkatkan tapi jangan berlebihan juga nanti malah tidak nyaman dan tidak khusyuk beribadah," jelas politikus PKS itu.

Sementara itu, analisis intelijen Ridlwan Habib berpandangan potensi ancaman keamanan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru mungkin terjadi. 

Dia tak menampik upaya Detasemen Khusus 88 Anti Teror yang belakangan ini gencar menangkap terduga teroris. Namun, ia menekankan pergerakan aksi teror tak bisa dipastikan.

Ridwan mencontohkan teror Bom Thamrin 2016 yang kemungkinan bisa terulang. Ia menyebut teror bom itu dilakukan saat kondisi lagi lengah yaitu tanggal 11 Januari 2016 atau momen pasca perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Saat itu plotting serangan sudah dilakukan sejak Natal 2015. Namun, gagal karena pengamanan ketat dilakukan pada Natal. Tapi, terjadi pada 11 Januari 2016," tuturnya.

Maka itu, ia menyarankan agar sebaiknya aparat melakukan pengamanan hingga akhir Januari 2020. Pengamanan ini misalnya penjagaan maksimal di berbagai tempat yang menjadi obyek vital.

Selain itu, penting juga upaya aparat atau pemerintah dalam menjalin komunikasi dengan tokoh lintas agama. Hal ini penting agar masyarakat tenang dan tidak gelisah.

"Ketiga, lakukan pendataan terhadap kemungkinan sisa-sisa sel yang masih terpantau, dan apabila terdata tangkap saja karena Densus boleh menangkap dua pekan tanpa alat bukti," katanya.

Sebelumnya, pemerintah yang dusuarakan Menko Polhukam Mahfud MD sudah melakukan pemetaan kerawanan keamanan jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

Mahfud menyampaikan hal ini saat memimpin Rapat Lintas Sektoral Bidang Operasional Tahun 2019 dalam rangka persiapan Operasi Lilin 2019. Rapat ini digelar di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019.

Dia bilang bahwa potensi kerawanan yang diantisipasi pemerintah seperti terorisme, kejahatan kriminalitas, sampai intoleransi antarumat beragama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya