Tolak Dipaksa Bekerja di Suriah, 10 TKI Telantar di Bandara Dubai
- U-Report
VIVA – Sebanyak 10 TKI telantar di Bandara Internasional Sharjah, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Tiga di antaranya berasal dari Kabupaten Serang, Banten yakni Eliyanah, Safitry dan Milah.
Awalnya para TKI dari Banten, Cianjur, Karawang dan Sukabumi itu bekerja di Dubai sudah tiga sampai lima bulan. Tiba-tiba oleh agen penyalur tenaga kerja, sepuluh TKI itu akan dipindahkan ke Suriah dengan pekerjaan yang sama yakni pembantu rumah tangga (PRT).
Namun mereka menolak lantaran Suriah daerah konflik. Tak ayal, mereka dipaksa untuk berangkat dan sesampainya di Bandara Internasional Sharjah, UEA, pada Senin, 23 Desember 2019, mereka tertahan oleh pihak imigrasi karena masa berlaku visa mereka habis.
Kemudian salah satu TKI melapor kepada keluarganya di Kabupaten Serang, Banten dan keluarga melaporkan hal tersebut kepada Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banten pada Rabu, 25 Desember 2019.
"Mereka mengabarkan kami (SBMI) bahwa (tertahan) di bandara setelah lapor ke saya sudah tiga hari. Mereka ngumpul di bandara dipaksa berangkat oleh agen, dia tidak mau, dia bertahan di situ," kata Ketua SBMI Maftuh Hafi Salimsaat dikonfirmasi awak media, Jumat 27 Desember 2019.
Tujuh TKI lainnya yang tertahan di bandara yakni Hani Samaniyah, Neneng Sarah, Dais, Wulan, Hany, Ai lilis dan Nasiah.
Menurut keterangan SBMI yang diperoleh dari para TKI, tenaga kerja asal Indonesia itu takut jika harus bekerja di daerah konflik seperti Suriah.
Saat di bandara internasional Dubai, mereka mendapatkan kesempatan untuk kabur kemudian melapor kepada pihak imigrasi dan Kepolisian setempat untuk meminta pertolongan agar tidak diberangkatkan ke Suriah.
"Mereka sudah bekerja di Dubai jadi mereka akan dikirim dipindah tempat ke Suriah tapi mereka tidak mau dipindah ke suriah karena negara konflik. Pihak agen kabur karena 10 TKI tersebut lapor ke Kepolisian Bandara Sharjah Dubai," terangnya.
Usai mendapatkan laporan tersebut, SBMI lalu berkoordinasi dengan BNP2TKI dan Kedutaan Indonesia. Kini, sepuluh TKI itu sudah ditangani oleh Kedubes RI di Dubai.
"Pihak KBRI sudah menemui di sana untuk memberikan makan dan sebagainya. Tetapi tidak bisa keluar karena visa habis dan masih diurus," ujarnya.