Jubir Presiden: Laporan Bank Dunia Hadiah 100 Hari Jokowi-Ma'ruf

Juru bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman.
Sumber :
  • Fikri Halim

VIVA – Presiden Joko Widodo berterima kasih dan menyambut gembira laporan Bank Dunia "Aspiring Indonesia-Expanding the Middle Class". Laporan itu menyatakan bahwa 45 persen penduduk Indonesia atau 115 juta orang yang telah berhasil keluar dari garis kemiskinan atau masuk dalam calon kelas menengah.

8 Negara dengan Tingkat Kemiskinan Terendah di Dunia

Demikian disampaikan Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman melalui keterangan tertulisnya, Kamis 30 Januari 2020. Menurutnya, ini sekaligus menjadi hadiah bagi 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

"Terima kasih, ini hadiah 100 hari pemerintahan Jokowi - Maruf Amin. Semua hasil pekerjaan pemerintah ini untuk seluruh rakyat Indonesia dalam mencapai Indonesia Maju," kata Fadjroel. 

Pj Gubernur Agus Fatoni Beberkan Jurus Turunkan Kemiskinan Ekstrem di Sumsel

Berdasarkan laporan Bank Dunia, Fadjroel melanjutkan, Indonesia telah membuat kemajuan luar biasa dalam mengurangi tingkat kemiskinan yang sekarang berada di bawah 10 persen. Selain itu, Indonesia berhasil menumbuhkan kelas menengah menjadi 20 persen atau sekitar 52 juta orang. 

Menurut Fajdroel, Presiden juga memperhatikan dengan saksama rekomendasi Bank Dunia agar pemerintah mengadopsi kebijakan tepat dan efektif kepada kelas menengah baru yang keluar dari garis kemiskinan. Jokowi, imbuh dia, juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas partisipasi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK, Menko PMK Sebut Penyaluran Bansos Sesuai Peraturan Presiden

Presiden pun disebut membenarkan bahwa permintaan atau konsumsi kelas menengah mendorong pertumbuhan ekonomi karena merupakan setengah total pengeluaran rumah tangga Indonesia. 

"Kebijakan pemerintah Joko Widodo seperti Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, Perpajakan, bahkan Ibukota Negara baru di Kalimantan Timur diharapkan mampu mendorong Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi," ujarnya. 

Menurut Fadjroel, Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja itulah yang diharapkan mampu mendorong transformasi ekonomi dan pengembangan SDM, yang diharapkan mampu mendukung perubahan struktur ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 5,7- 6,0 persen.

Die menyebut, lewat Omnibus Law itu juga ditargetkan penciptaan lapangan kerja dengan SDM berkualitas sebanyak 2,7-3 juta per tahun, peningkatan investasi 6,6-7 persen. Kemudian, disertai peningkatan produktivitas yang meningkatkan pendapatan dan daya beli serta peningkatan konsumsi 5,4 - 5,6 persen.  

"Juga untuk memberdayakan UMKM kita yang kontribusinya 61,7 persen dari PDB dan menyerap 97 persen total tenaga kerja," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya