Cara Tambang Emas Martabe Hijaukan Kembali Lahan Eksplorasi

Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumut.
Sumber :
  • VIVAnews/Dusep Malik

VIVA – Berita lahan tambang yang terabaikan di Indonesia marak dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, sejumlah lahan tersebut banyak merenggut korban jiwa akibat tidak adanya tanggungjawab dari perusahaan pemiliki konsesi.

SAR Team Search for Flash Flood Victims in South Coast

Namun, kondisi tersebut tidak terjadi pada sejumlah lahan tambang yang dikuasai oleh PT Agincourt Resources, pengelola tambang Emas Martabe yang berada di Kecamatan Batang Toru, Sumatera Utara. 

Perusahaan tambang emas yang beroperasi di Sumatera ini bahkan memperoleh piala untuk Kategori Land Use and Biodiversity dalam ajang Sustainability Business Award Indonesia 2019 yang digagas Global Initiatives.

Astra Raup Laba Bersih Rp 34 Triliun di 2023, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Dalam pelaksanaannya, tambang Martabe dinilai berkomitmen dalam hal rehabilitasi dan pemulihan ekosistem hutan. Pada 2018, 4,6 hektare area yang terdampak dari eksplorasi direhabilitasi, dengan total 3.640 bibit ditanam. 

Pengelolaan akan dampak pada keanekaragaman hayati selalu menjadi perhatian khusus PT Agincourt Resources (PTAG) dalam pelaksanaan Praktek Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, yang ditinjau setiap tahun.

Suhu Bumi Naik 1,5 Derajat Celcius, Luhut: Pertama Dalam Sejarah

Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Wakil Presiden Direktur dan CEO PT Agincourt Resources, Tim Duffy mengatakan dalam operasional tambang Martabe, pihaknya selalu memperhatikan dampak yang diberikan terhadap keanekaragaman hayati.

Ia pun memastikan, meski lahan tambang Martabe lebih kecil dari luas Hutan Batang Toru pihaknya tetap memperhatikan ekosistem yang dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

"Keanekaragaman hayati telah menjadi perhatian utama perusahaan melalui berbagai program pengelolaan lingkungan yang signifikan dan seksama,” kata Tim dalam keterangannya dikutip Senin 24 Februari 2020.

Ia menuturkan, berbagai upaya perlindungan keanekaragaman hayati di lokasi tambang telah menerapkan standar pengawasan ketat mencakup pembukaan lahan, survei spesies flora dan fauna sebelum pembukaan lahan, proteksi terhadap jalur air alami, pelarangan pemburuan atau penangkapan hewan, dan rencana rehabilitasi area terdampak pasca tambang untuk membentuk kembali ekosistem hutan yang sesuai dengan habitat fauna lokal di Hutan Batang Toru. 

Tak sampai di situ, Tim juga menyatakan tambang emas Martabe juga memiliki fasilitas pembibitan yang mengusahakan bibit tanaman lokal untuk mendukung program rehabilitasi. 

Perusahaan juga melibatkan para ahli dan peneliti keanekaragaman hayati untuk program pengelolaan lingkungan yang lebih luas di Hutan Batang Toru melalui pemberian dukungan kepada berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) konservasi setempat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya