BPS: Bukti Dampak Buruk Corona, Iklan Lowongan Kerja Anjlok 70 Persen

Kepala BPS Suhariyanto.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data baru terkait dampak negatif wabah virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia. Itu tergambar dari anjloknya iklan lowongan kerja hingga April 2020.

Shopee Rilis Iklan Terbaru Garansi Tepat Waktu, Dibintangi Penyanyi Kenamaan Vidi Aldiano

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, berdasarkan data olahan yang dilakukan melalui situs pencarian kerja Jobs.id, pada periode Januari-April 2020 terjadi penurunan jumlah iklan lowongan hingga 70 persen.

Pada Januari 2020, berdasarkan datanya, jumlah lowongan kerja mencapai 12.166. Lalu turun pada Februari menjadi 10.800, Maret naik menjadi 11.090 dan kemudian turun drastis pada April menjadi hanya 3.439.

Simak Syaratnya! Ada Ratusan Lowongan Kerja di Rekrutmen Bersama BUMN 2024

"Kalau kita menggunakan big data untuk ketenagakerjaan yang kita olah dari salah satu situs memang kita bisa melihat seberapa besar dampak Covid ini ke ketenagakerjaan," kata dia saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis, 30 April 2020.

Penurunan iklan lowongan kerja itu juga diiringi anjloknya jumlah perusahaan penyedia iklan lowongan. Dari semula Januari sebanyak 583, Februari 549, Maret 502, dan pada April turun drastis hingga 53,19 persen menjadi hanya sebanyak 235.

Dirut Bulog Beberkan Penyebab Harga Beras Sulit Turun ke Harga Semula

"Jumlah perusahaan yang memasang iklan lowongan kerja turun 50 persen bahkan jumlah iklan yang ditawarkan turun 70 persen. Jadi, dari sisi perusahaan memang kelihatan sekali jumlah lowongan kerjanya itu turun sekali," tegas dia. 

Adapun per sektor, misalnya untuk sektor informasi dan komunikasi anjlok dari yang pada Maret sebanyak 1.574 menjadi hanya 586 pada April 2020. Jasa Keuangan dan Asuransi dari 1.466 menjadi 801, Industri Pengolahan dari 1.547 menjadi hanya 341 dan Akomodasi Makanan dan Minuman dari 548 menjadi 5.

"Kalau ini kita lihat per sektor bisa dilihat pergerakan jumlah penurunan jumlah lowongan yang tajam sekali misalnya untuk sektor akomodasi makanan dan minuman, perdagangan dan industri pengolahan," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya