Logo DW

Dubai: Selamat Tinggal Kemewahan?

picture-alliance/AP Photo/J. Gambrell
picture-alliance/AP Photo/J. Gambrell
Sumber :
  • dw

Di distrik Marina Dubai yang mewah, kapal pesiar putih ditambatkan ke dermaga, tertonggok tak bergerak, seperti nasib banyak perusahaan di balik industri gaya hidup mewah yang dihantam oleh krisis corona.

Jalan setapak yang meliuk-liuk di sekitar teluk dan kanal buatan yang dulu penuh sesak dengan turis dari Tiongkok, Rusia, dan Inggris, kini sepi. "Hampir 95 persen omset telah hilang," kata manajer perusahaan penyewaan kapal pesiar kepada AFP.

Ketika Uni Emirat Arab menghentikan semua penerbangan komersial dan memberlakukan jam malam yang ketat untuk membendung penyebaran virus COVID-19, bisnis perjalanan wisata mengering "tanpa peringatan", kata pria Prancis itu.

Meski sumber minyaknya tidak sebanyak yang lain, Dubai memiliki sektor ekonomi yang paling beragam di kawasan Teluk, dan berhasil membangun reputasi sebagai pusat keuangan, perdagangan, dan pariwisata yang menarik sekitar 16 juta pengunjung per tahunnya.

Sektor jasa di kosmopolitan ini didorong oleh ratusan ribu orang pekerja asing, mulai dari pekerja migran yang super kaya hingga berpenghasilan rendah yang hidup di belakang layar kehidupan kelas atas.

Ketidakpastian membayang

Bersama-sama, mereka telah membantu menciptakan dan mengoperasikan kota yang penuh dengan distrik perkantoran berkilauan serta pusat perbelanjaan megah, resor super mewah dan tempat wisata unik seperti lereng ski dalam gedung dan bar di lantai 124 menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa.