LPS Tegaskan Rupiah Bergejolak Tak Ganggu Perbankan Nasional

Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS memastikan, gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hari ini, Selasa 25 September 2018, kembali tembus di atas Rp14.900, tidak akan memengaruhi kondisi perbankan secara signifikan.

Rupiah Tumbang ke Level Rp 15.884 per Dolar AS

Menurut Ketua Dewan Komisioner LPS, Halim Alamsyah, hal itu disebabkan transaksi yang dilakukan perbankan dalam bentuk kredit atau pembiayaan-pembiayaan lainnya, masih dilakukan dalam bentuk rupiah. Di samping itu, net open foreign exchange position atau posisi devisa neto (PDN) perbankan yang rendah.

"Kalau perbankan kita lihat transaksi mereka lebih banyak dalam rupiah. Kan nasional, fokus mereka di domestik. Jadi kewajiban mereka dalam dolar tidak banyak, dan ada ketentuan net open position dibatasi 20 persen. Jadi sementara rata-rata nasional 10 persen," kata Halim saat ditemui di JS Luwansa, Jakarta, Selasa 25 September 2018.

Rupiah Ambruk Pagi ini ke Rp 15.841 per Dolar AS

Di samping itu, lanjut Halim, rasio kecukupan modal perbankan atau capital adequacy ratio saat ini masih terbilang besar. Ditambah likuiditas mereka yang terbilang masih cukup tinggi. Hal ini menunjukkan kondisi perbankan cukup aman di tengah gejolak nilai tukar rupiah yang masih terus terjadi.

"Kalau terjadi dampak gejolak kurs bagi bank, dia tidak masalah karena kecil exposure terhadap nilai tukar. Kalau bank aman karena likuiditasnya tinggi, modal besar, di atas 20 persen CAR," tutur Halim.

Ekspedisi Rupiah BI ke Daerah 3T Raih Penghargaan Internasional

Meski begitu, Halim mengaku, dampak gejolak nilai tukar rupiah yang memang secara sistemik tidak memengaruhi kondisi perbankan, namun masih memiliki potensi terhadap nasabahnya. Dengan artian, ketahanan perbankan tersebut masih tergantung dari jenis nasabahnya.

"Khusus bank domestik, tapi saya tidak katakan nasabahnya itu dia tergantung dari jenis nasabahnya. Kalau dia eksportir, dia fully hedge, dia domestic oriented, itu yang jadi masalah," paparnya.

Berdasarkan data Reuters, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini mencapai Rp14.907 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, dalam perdagangan rata-rata antarbank hari ini, dolar AS dibanderol sebesar Rp14.893, menguat dari perdagangan Senin, 24 September 2018, yang berada di level Rp14.865 per dolar AS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya