Asuransi Dana Bencana Jadi Topik Pembahasan di IMF-WB 2018 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pengelolaan bencana dan pembiayaannya atau disaster risk management and financing akan menjadi topik penting yang akan dibahasnya dalam kegiatan Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018.

Industri Facility Manajemen Indonesia di Atas Vietnam dan Kamboja

Menurut dia, hal itu sangat perlu dilaksanakan, lantaran negara-negara yang memiliki titik kerawanan bencana alam harus melakukan pengelolaan dana dengan baik, untuk membiayai pembangunan kembali suatu wilayahnya, setelah terdampak bencana agar tidak terlalu membebani fiskal negara tersebut.

"Salah satu topik yang saya anggap penting untuk Indonesia adalah disaster risk management and financing. Jadi, kita masukkan dalam voyage (Voyage to Indonesia atau VTI). Dan, saya ingin nanti di Bali ini salah satu event yang penting," kata dia dalam keterangan persnya, Senin 8 Oktober 2018.

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

Lebih lanjut, Sri mengatakan, pada acara tersebut, nantinya negara-negara yang rawan terkena bencana dapat saling bertukar pikiran untuk mencari solusi pengelolaan bencana, serta pembiayaannya. Sehingga, akan dihadiri para ahli, baik dari industri asuransi, menteri Keuangan, serta lembaga-lembaga multilateral yang diharapkan dapat menciptakan sebuah sistem asuransi. 

"Kita akan saling gunakan ajang ini untuk tukar pikiran, saling belajar. Ada expert yang akan didatangkan. Kita akan bicara dengan industri asuransi, kita akan bicara di antara para menteri keuangan, lembaga multilateral kalau mereka bisa membawakan asuransi membangun triasuransi," paparnya. 

Di Amerika Serikat, Sri Mulyani Bertemu CEO MCC Bahas Transportasi Publik di RI

Dengan begitu, Sri berharap, hasil dari tukar pikiran ini dapat menghasilkan pemetaan, struktur dan sistem pembiayaan yang dapat dipelajari dan dikembangkan di Indonesia dalam mengelola risiko terhadap bencana alam.

"Karena, ini masalah me-manage atau mengelola risiko dan bagaimana risiko itu dipetakan, distrukturkan, kemudian itu dibiayai, di-cover, itu semuanya adalah salah satu yang ingin saya belajar dan kembangkan di Indonesia," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut. (asp)

Ilustrasi laboratorium.

Industri Laboratorium Makin Kinclong, Lab Indonesia 2024 Soroti Hal Ini

Pameran teknologi dan peralatan laboratorium terbesar di Asia Tenggara dan satu-satunya di Indonesia, Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024