Empat Alternatif Lokasi Baru Hunian Tetap Warga Palu Pasca Gempa

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Pemerintah mengkaji pembangunan kembali, atau rekonstruksi hunian tetap warga usai gempa dan tsunami yang menghantam Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Beberapa lokasi baru pun jadi alternatif. 

Kebut Pembangunan Pasca Gempa-Tsunami di Sulteng, Lebih 5 Ribu Huntap Disiapkan

Sebab, ada beberapa wilayah yang rusak cukup parah, sehingga tidak mungkin dilakukan pembangunan kembali. Hal itu dikarenakan fenomena likuifaksi yang telah merusak sebagian atau keseluruhan permukiman yang disebut terjadi di Balaroa, Petobo, Jono Oge, dan Sidera.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar, mengatakan, setidaknya ada empat lokasi yang masih mungkin dijadikan sebagai hunian tetap warga. Empat lokasi itu merupakan hasil rapat koordinasi tim Badan Geologi, Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah, tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta tim Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). 

Reaktivasi Pabrik PIM-1 Bakal Tingkatkan Produksi Pupuk Indonesia

"Empat lokasi itu ada di Duyu, Talise, Sidera, dan Balaroa. Tapi, itu masih alternatif belum ditetapkan," ujar Rudy di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat 12 Oktober 2018.

Ia menegaskan bahwa empat lokasi itu masih dalam bentuk kajian. Kementerian masih mencari lagi alternatif lokasi yang lebih ideal untuk meminimalisasi terjadinya korban jiwa karena bencana. 

Harga Komoditas Dunia Meroket, Kargo Batu Bara Terdongkrak Naik

"Tapi, kami harus tahu dulu lahannya punya siapa. Kan kita agak sulit juga nanti, kami tentukan aman tapi yang punya lahan tidak memberikan (izin), kan masalah," tuturnya. 

Dia mengemukakan, kajian ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu satu bulan. Mengenai pendanaan dan teknis pembangunan, dia menyerahkan persoalan itu kepada kementerian terkait. 

"Yang bangun itu urusan (Kementerian) PU bangunan seperti apa, itu mereka. Kami Badan Geologi hanya menyebutkan lahan, saat pembangunan kita tidak ikut. Kita hanya mengantarkan ini lahannya seperti ini dan lain-lain bisa disetujui bisa tidak," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya