Indef: Batal Naiknya Premium, Kebijakan Serampangan Negara

Direktur Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda PR

VIVA – Direktur Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Enny Sri Hartati mengatakan, saat pemerintah pusat mengambil keputusan menaikkan dan mencabut kembali tarif bahan bakar minyak jenis premium pada 10 Oktober lalu, berdampak kepada proses kebijakan publikasi yang buruk.

Terpopuler: Harga BBM Non Pertamina Maret 2024, Motor yang Tak Bisa Ikut Mudik Gratis

Enny mengatakan, ada hal yang mengganjal pada keputusan tersebut, karena tidak memiliki perancangan yang matang dan dengan koordinasi antar pejabat yang tidak optimal.

"Proses pengambilan kebijakannya yang diumumkan dan setelah waktu setengah jam dianulir, itu proses kebijakan publikasi terburuk. Saya enggak tahu, apa di negara lain begitu atau tidak. Ini sudah beberapa kali, pemerintah membuat kebijakan publik serampangan, karena enggak sekedar diumumkan dan dibatalkan," ucap Ennyi di Kawasan Setia Budi, Jakarta Pusat, Kamis 18 Oktober 2018.

Daftar Harga BBM Shell, Vivo dan BP AKR per Maret 2024

Selain itu, Enny juga mengatakan, dengan sinyal kenaikan tarif BBM dapat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Tentunya, hal ini menjadi catatan penting pelaku ekonomi, karena pertimbangan kepastian regulasi.

"Sinyal ini adalah yang menjadi catatan penting para pelaku ekonomi di Indonesia, terutama pelaku bisnis. Kenapa? karena salah satu pertimbangan kepastian regulasi dan sebagainya," tambahnya

Simak Daftar Harga BBM Shell, BP, dan Vivo Per 1 Maret 2024, Ada yang Naik

Enny pun menilai, isu kenaikan BBM tidak dapat disangkutpautkan dengan tahun politik, karena harga minyak dunia di Indonesia sudah terjadi sejak 2015.

"Jadi, harga BBM bukan hanya di tahun politik saja, bukan isu seksi politis. Tiap ada wacana kenaikan pasti ribut dan disangkutkan politik. Harga minyak Indonesia paling lucu, harga minyak dunia sudah turun sejak 2015 itu sampai di bawah 30 kita ribut dengan penerimaan negara yang tekor," tambahnya.

Enny mengimbau, kenaikan harga BBM yang semakin naik, jangan membuat rakyat semakin ribut. Persoalan harga BBM harus digaris bawahi oleh pemerintah, jadikan energi seperti urat nadi negara dan mampu membuat aktivitas menjadi efisien.

"Itu jadi modal kompetitif dan daya saing perekonomian. Kalau ada energi tapi tidak efisien, lupakan daya saing, dan lupakan mimpi tingkatkan produktivitas," tutur Enny.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya