Bisnis Properti Bakal Bikin Milenial Cepat Kaya, Begini Penjelasannya

Ilustrasi milenial diskusi soal investasi.
Sumber :
  • potentia.co.nz

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk mendorong generasi milenial untuk menjadi pengusaha properti yang mumpuni. Salah satunya dengan aktif melakukan edukasi kepada mahasiswa dan pelajar di berbagai kampus dan sekolah di Indonesia.

Milenial dan Gen Z Diajak Menerapkan Gaya Hidup Ini

Menurut Direktur Utama Bank BTN, Maryono, kehadiran generasi milenial di industri properti sangat dibutuhkan ke depannya. Salah satunya karena, mereka dinilai dapat memberikan inovasi yang tepat untuk pengembangan dan pemasaran produk hingga akses pembiayaan sektor properti di masa depan.

Hal tersebut disampaikannya saat membuka workshop bertajuk ‘Property Entrepreneurship for Millenials Generation’ di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, Sabtu 20 Oktober 2018. 

Ada Kabar Baik Buat Milenial dan Gen Z yang Doyan Belanja dan Peduli Penampilan

Dia Menjelaskan, edukasi sangat penting dilakukan bagi generasi melinial agar mau terjun menggarap bisnis properti. Apalagi, prospek investasi properti saat ini dinilai sangat menjanjikan. 

Hal ini seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur dan perkembangan transportasi massal yang menjangkau daerah pelosok hingga kota-kota besar di seluruh Indonesia. 

Survei Ungkap Ketahanan Finansial Milenial Indonesia Tertinggi Se Asia, Ada Tapinya

“Kehadiran Bank BTN di kampus, berdirinya Housing Finance Center untuk memberikan workshop, pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu strategi kami meningkatkan jumlah pengusaha properti serta kualitas para developer,” ujar Maryono, yang dikutip dari keterangan resminya, Minggu 21 Oktober 2018. 

Maryono mengatakan, ada delapan alasan mengapa menjadi pengusaha properti menarik ke depannya. Yaitu ketersediaan lahan yang terbatas membuat investor memegang kontrol, daya juang ketika berinvestasi sangat tinggi, nilai aset dapat ditingkatkan dengan modal minimum, dan mendapatkan capital gain dan cashflow.

Bisnis ini lanjutnya juga tidak menyita waktu. Bank pun lebih suka memberikan pinjaman dengan jaminan properti dan investasi properti menjadi favorit investor besar atau orang kaya di seluruh dunia.

Berdasarkan peringkat Top Cities for Real Estate Investment tahun 2018 dari PriceWaterhouse Coopers (PwC), Jakarta menempati urutan ke lima setelah Bangalore, Bangkok, Guangzhou  dan  Ho Chi Minh City.

Artinya menurut Maryono, banyak investasi yang mengalir ke Jakarta, dan tidak menutup kemungkinan kota besar lainnya di Indonesia juga berkembang dan menarik investasi properti. 

"Hal itu didorong karena sejumlah faktor diantaranya, perhatian pemerintah terhadap kebutuhan rumah lewat program sejuta rumah, pertumbuhan jumlah penduduk, perkembangan infrastruktur dan digitalisasi di dunia bisnis yang makin efisien,” paparnya.

Milenial diproyeksi bakal menjadi tulang punggung ekonomi bangsa yang menentukan masa depan  Indonesia. Karena itu Maryono berharap, generasi milenial melirik bisnis properti yang ceruknya masih besar dan belum tergarap maksimal. 

Direktur Utama BTN Maryono.Direktur Utama BTN Maryono di IPB. 

Peluang besar

Dalam catatan BTN, selisih kebutuhan rumah dengan kapasitas pengembang masih lebar di Indonesia. Adapun kebutuhan rumah masih besar , yakni sebesar 800 ribu unit per tahun, sementara kapasitas pembangunan rumah para pengembang hanya sebesar 250-400 unit per tahun. 

Minimnya pasokan membuat daya dorong sektor perumahan terhadap PDB Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2017 hanya mencapai 2,8 persen. Angka ini sangat rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia mencapai di atas 20 persen dan Thailand sebesar 8 persen. 

“Padahal jika investasi properti meningkat kebutuhan rumah masyarakat terpenuhi dan setidaknya 170 industri turunan lainnya ikut terdongkrak dan banyak lapangan pekerjaan berkembang yang pada akhirnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya. 

Maryono menjelaskan, dalam bisnis properti terdapat sisi pasokan dan sisi permintaan yang keduanya harus diperhatikan. Karena itu, BTN tidak hanya mengembangkan pembiayaan perumahan untuk menangkap permintaan konsumen namun juga memperhatikan sisi pasokan. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya