Buwas Tegaskan RI Tak Perlu Impor Beras hingga Pertengahan 2019

Budi Waseso saat berkunjung ke  gudang Bulog Divisi Regional Sumatera Barat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA – Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menegaskan, Indonesia saat ini tidak perlu impor beras, lantaran stok yang ada dipastikan cukup hingga akhir 2018. Bahkan, diprediksi hingga Juni 2019, ketersediaan beras Bulog masih memadai.

Impor Beras RI Januari-Februari Tembus 881 Ribu Ton, Paling Banyak dari Thailand

"Kalau akhir-akhir tahun ini pasti sangat-sangat cukup ya, jangan khawatir. Karena saya sudah prediksi, sampai bulan enam di Juni 2019. Hitungan  terakhir, kita tidak perlu impor karena memang masih sangat cukup," kata Buwas saat berkunjung ke gudang Bulog Divisi Regional Sumatera Barat, Jumat sore 26 Oktober 2018.

Melihat ketersediaan beras yang memadai hingga pertengahan 2019, Buwas mengklaim jika Indonesia bisa ekspor beras, terutama jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia surplus dalam produksi beras. 

300 Ribu Ton Beras Impor dari Thailand dan Pakistan OTW RI Jelang Ramadhan

"Berarti kalau surplus, kita bisa ekspor. Tapi kita lihat nanti. Saya sudah ada ya, justru kalau sudah kelihatan data itu kemungkinan masa panen dengan kondisi cuaca yang bagus justru kemungkinan enggak lagi impor,” tuturnya. 

“Kita lihat saja saat berjalan. Tapi bukan berarti kita pasti tidak impor, juga tidak, kita lihat saja. Tapi kalau lihat situasi cuaca dan pertanian kita stabil kemungkinan tidak impor, cara berpikirnya kayak gitu," ujar Buwas. 

Impor Beras dengan Alasan dampak El Nino Aneh, Menurut Peneliti BRIN

Buwas menjelaskan, yang terpenting saat ini adalah, bagaimana ketersediaan stok dan kualitas beras yang dimiliki Indonesia, benar-benar terjamin. Serta bagaimana harga-harga beras di pasaran bisa terjangkau masyarakat, khususnya golongan menengah ke bawah.

Bagi Buwas, harga di pasaran harus relatif murah, karena beras memang merupakan kebutuhan masyarakat secara umum.

“Beras ini kebutuhan pokok. Makanya, kita perhatikan masalah kemampuan daya belinya. Harus relatif murah. Kalau yang sudah kaya-kaya, tidak perlu mikir beras mahal. Tapi kalau golongan saudara kita yang masih kurang mampu itu yang harus diperhatikan,” ujar Buwas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya