BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Didominasi di Jawa, 58,57 Persen

Kepala BPS Suhariyanto.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2018 yang sebesar 5,17 persen, secara spasial masih didominasi oleh perekonomian di Pulau Jawa. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi pulau tersebut terhadap Produk Domestik Bruto yang senilai Rp3.856,6 triliun itu mencapai 58,57 persen.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, meski sumbangannya terbesar, namun untuk periode tersebut, pertumbuhan tercepat secara spasial dimiliki oleh pulau-pulau di Indonesia bagian paling timur. Mereka adalah Maluku dan Papua yang mencapai 6,87 persen meski sumbangannya hanya mencapai 2,51 persen, dibanding Jawa yang hanya tumbuh 5,74 persen.

"Struktur ekonomi Indonesia masih tetap didominasi oleh Jawa, share-nya 58,57 persen. Tentunya untuk mengubah struktur ekonomi ini perlu waktu yang lama. Jadi Jawa masih jadi pusat pertumbuhan ekonomi kita dengan pertumbuhan ekonominya sebesar 5,74 persen," kata Suhariyanto dalam penjelasan di kantor BPS, Jakarta, Senin 5 November 2018.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Selain Pulau Maluku dan Papua, pertumbuhan ekonomi tercepat diperoleh oleh pulau Sulawesi sebesar 6,74 persen dengan kontribusinya mencapai 6,28 persen. Di ikuti oleh Pulau Sumatera mencapai 4,72 persen dengan share-nya 21,53 persen. Sementara itu, untuk pulau Kalimantan tumbuh sebesar 3,45 persen dengan kontribusi sebesar 8,07 persen.

Adapun untuk Pulau Bali dan Nusa Tenggara, dikatakannya mengalami kontraksi pertumbuhan, yaitu negatif 0,65 persen dengan kontribusi sebesar 3,04 persen. Dengan rincian, pertumbuhan di Bali 6,24 persen, Nusa Tenggara Timur 5,14 persen, sedangkan Nusa Tenggara Barat tumbuh negatif 13,99 persen.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

"Pertumbuhan ekonomi di NTB yang di kuartal III 2018 ini tumbuh negatif 13,99 persen karena adanya gempa. Kita tahu juga adanya penurunan produksi dari PT Amman dan kita juga tahu salah satu destinasi pariwisata di NTB, Gunung Rinjani," ungkapnya.

Sebagai informasi, sumber pertumbuhan ekonomi berdasarkan komponen pengeluarannya yaitu konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 2,69 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB sebesar 2,24 persen, konsumsi pemerintah 0,48 persen, dan lainnya 0,86 persen. 

"Sementara net ekspornya menjadi penarik karena nilai impor kita lebih tinggi dari nilai ekspor, sehingga mengurangi 1,10 persen," paparnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya