Tensi Perang Dagang AS-China Melunak, Obat Kuat Rupiah Pekan Ini

Rupiah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan terus kembali mengalami penguatan pada awal pekan ini. Di pasar spot, perdagangan rupiah terhadap dolar AS di awal pekan ini, Senin 3 Desember 2018, dibuka di level Rp14.281 per dolar AS.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Sementara itu, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada akhir pekan lalu, Jumat 30 November 2018 menyentuh level Rp14.339, atau menguat dari kurs sebelumnya di posisi Rp14.408 pada 29 November 2018.

Kepala Riset Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengungkapkan, penguatan itu tidak terlepas dari sentimen positif pasar yang tercipta akibat semakin melunaknya hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China pada pertemuan G20 yang digelar di Argentina sejak 30 November 2018.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

"Kemungkinan rupiah akan menguat terhadap dolar AS merespons sentimen positif dari melunaknya hubungan dagang AS-China. Kemungkinan rupiah menguat menuju kisaran Rp14.150 hingga Rp14.250 per dolar AS dengan tetap dalam penjagaan BI," kata Lana dalam analisisnya, Senin 3 Desember 2018.

Dia menuturkan, pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di forum G20 itu menyepakati bahwa AS tidak akan menaikkan tarif bea masuk dari yang sebesar 10 persen menjadi 25 persen pada 1 Januari 2019 untuk barang-barang impor dari China senilai US$200 miliar, dan China juga menyetujui untuk membeli produk-produk pertanian AS.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

"Walaupun masih temporer, kesepakatan bisa menjadi sentimen positif bagi investor seiring dengan ketidakpastian global yang menurun," ucapnya.

Sementara itu, dari sisi domestik, dia mengatakan, sentimen positif juga tercipta dari angka inflasi November yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik hari ini. Angka inflasi November diperkirakannya melambat di kisaran 0,18 persen secara bulanan dibanding angka inflasi Oktober 2017 yang mencapai 0,28 persen.

"Walaupun di bulan November ada kenaikan harga beras jenis medium. Dengan potensi ini tampaknya angka inflasi bisa terjaga di kisaran tiga persen, mengingat secara kumulatif masih tercatat 2,22 persen ytd (year to date) pada Oktober," tutur dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya