Defisit Migas Turun pada Januari, Menko Darmin Klaim karena B20

BBM Solar B20.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Pemerintah menegaskan, defisit neraca perdagangan Indonesia yang melebar mencapai US$1,16 miliar pada Januari 2019, dibanding posisi Januari 2018, yang sebesar US$760 juta, bukan menandakan bahwa kebijakan yang telah ditempuh seluruhnya gagal.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, itu karena defisit minyak dan gas bumi pada periode tersebut mampu turun dari yang sebesar US$935,6 juta menjadi US$454,8 juta. Meskipun, defisit non migas cenderung memburuk dari surplus US$179,6 juta menjadi defisit US$704,7.

"Ya, memang defisitnya Januari ini membesar dibanding Januari tahun lalu. Tapi kalau dipecah dua, menariknya defisit non migas memang naik Januari ke Januari, tetapi migas turun," kata Darmin, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat 15 Februari 2019.

Darmin memastikan, turunnya defisit migas tersebut tidak dapat dipungkiri dipengaruhi oleh kebijakan mandatori perluasan penggunaan bahan bakar campuran solar dengan minyak kelapa sawit 20 persen atau Biodisel 20 (B20), yang telah diumumkan pada September 2018 lalu.

"Artinya, kebijakan B20-nya adalah pengaruhnya terhadap neraca perdagangan migas. Tapi tentu, untuk non migas kami baru susun kebijakan yang jangka pendek," tutur dia, saat ditemui di kantornya, Jumat 15 Februari 2019.

Untuk itu, kata Darmin, ke depannya pemerintah akan menggunakan model strategi kebijakan jangka pendek tersebut, demi memperbaiki defisit neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan. Untuk non-migas, kebijakan yang ditempuh akan difokuskan untuk barang-barang ekspor non-komoditas.

Salah satu contohnya, kata dia, seperti kebijakan simplifikasi ekspor kendaraan bermotor dalam bentuk jadi atau Completly Build Up (CBU), yang telah ditetapkan melalui Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tata Laksana Ekspor Kendaraan Bermotor dalam Bentuk Jadi, yang ditetapkan pada 11 Februari 2019.

"Artinya, kita perlu lihat ke komoditas yang bukan sepenuhnya dibilang komoditas. Kalau komoditas itu kan kesannya lebih ke hasil pertambangan dan perkebunan, tetapi nanti lebih cenderung ke industri. Industrinya apa? Kami sedang rumuskan. Bisa apa lagi? Misalnya garmen, tekstil," ujar dia. (asp)

INFOGRAFIK: Fakta-fakta Menarik KTT G20 Bali
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sleman menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam forum B20 di New Delhi, India.

Pengusaha Muda Sleman Wakili Indonesia di Forum B20 India

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sleman menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam forum B20 di New Delhi, India.

img_title
VIVA.co.id
27 Agustus 2023