Wawancara Bloomberg dengan Anindya Bakrie soal Pemilu dan Jokowi

Anindya Bakrie
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Pengusaha nasional yang juga CEO Visi Media Asia atau VIVA Group Anindya Bakrie menjelaskan mengenai optimismenya atas kondisi ekonomi dan politik Indonesia pascapemilu. 

Indonesian Economy Has Strength to Face Middle East Crisis

Anindya juga berbagi soal prospek ekonomi pada masa depan dan bagaimana Presiden Jokowi pada periode keduanya akan fokus membangun sumber daya manusia setelah pada periode pertama fokus pembangunan infrastruktur. 

Diunggah di kanal YouTube, berikut petikan wawancara Anindya Bakrie dengan media Bloomberg belum lama ini.

Anindya Bakrie: Ekonomi RI Kuat Hadapi Krisis Timur Tengah

Tiga pekan pascapemilu, sejumlah kalangan menganggap kemungkinan masih akan ada sengketa hukum panjang di antara dua kubu politik. Bagaimana pendapat Anda soal ini?

Yang pasti menurut pandangan saya, hal ini tidak akan menjadikan hal destruktif bagi ekonomi dan politik. Kami sudah pernah melalui pemilu juga sebelumnya. Ada 24 lembaga sudah melakukan hitung cepat dan kita lihat laporan terakhir yang mana rentang perbedaannya tidak terlalu jauh mungkin satu persen. Publik dan kita semua sudah tahu menjelang 22 Mei hasil resmi pemilu, orang-orang sudah tahu arahnya, kira-kira 55 persen dan 45 persen dengan keunggulan Presiden Jokowi. Jadi dalam hal ini presiden terpilih kembali.

Kunjungi Station F di Paris, Anindya Bakrie Ungkap Rencana Bangun Kampus Startup di IKN

Betul setiap pihak berhak mengajukan gugatan dan melakukan proses hukum konstitusional namun pemerintah akan berjalan terus sebagaimana seharusnya. Orang-orang sudah tahu hasilnya dan akan menghormati apa pun hasilnya nanti.  

Apa yang menurut Anda yang layak dilanjutkan sebagai prioritas di pemerintahan Jokowi berikutnya?

Menurut saya yang akan menjadi fokus utama kabinet Jokowi selanjutnya adalah soal sumber daya manusia yang memang menurut saya sangat penting. Pada periode pertamanya kita melihat bahwa dia sangat berani dengan memfokuskan pada pembangunan infrastruktur yang mana Jokowi bisa menangkap dengan jelas sekalipun ratio utang pemerintah terhadap PDB 30 persen. Oleh karena itu ada ruang fiskal di sana. Namun memang trickle down effect dari itu belum akan langsung terlihat karena butuh berproses. Kita membangun jalan itu paling tidak dalam empat tahun ini. 

Pada periode kedua saya rasa akan fokus pada SDM, pendidikan, bantuan keuangan inklusif, UMKM dan kebijakan yang berkeadilan sosial cerdas namun juga memberi ruang bagi kapitalisme yang baik. Saya rasa nanti akan banyak bisnis yang bernilai isu hiburan, kesehatan, pendidikan yang membawa dampak positif bagi rakyat yang berjumlah 265 juta orang Indonesia, bisnis-bisnis ini yang akan menarik pada periode kedua nanti.  

Apakah Jokowi memiliki orang-orang dalam timnya yang mampu mewujudkan apa yang dia inginkan. Apakah Anda akan melihat bakal ada perubahan pada kabinetnya nanti? 

Saya memperkirakan perubahan kabinet namun cenderung saya menyebut pada perbaikan kabinet. Pada periode kedua ini, Jokowi sangat beruntung karena akan mendapatkan sokongan sekitar 66 persen di parlemen artinya menjadi mayoritas. Dia mendapatkan dukungan kursi mayoritas di parlemen. Jadi dia punya dukungan kuat dari parlemen namun pada waktu yang sama dia juga harus memilih orang-orang profesional yang tepat. Pada periode keduanya dia tak akan terlalu punya beban dan bisa lebih bebas memilih orang-orang yang dirasakan kompeten. Saya tidak bisa memastikan kapan kabinet baru terbentuk namun mungkin prediksi saya bisa sebelum November sebelum tenggat akhir. 

Ada yang bilang mungkin Juni?
Ya ada yang mengatakan setelah Ramadan.

Pengeluaran infrastruktur sangat signifikan, sekitar US$350 miliar. Seberapa yakin Anda investasi sebesar itu akhirnya bisa digunakan mengakselerasi pembangunan secara optimal di negara Anda?

Saya sendiri sangat yakin dengan rencana tersebut terutama pada periode kedua, Public Private Partnership (PPP) akan memberikan dorongan yang semakin optimal. Di periode pertama, perusahaan milik negara (BUMN) yang umumnya berperan dan memang harus ada yang membuka jalan. Namun sekarang dalam konteks makro ekonomi Indonesia yang berkembang apalagi pemilu berjalan baik maka sektor-sektor swasta akan berinvestasi lebih berperan mendukung ekonomi. PPP sangat penting dan perusahaan swasta Indonesia akan lebih terbuka pada investor internasional dan pasar saham dan lainnya.

Apa dampak positif, imbas yang menurut Anda akan bisa dirasakan oleh kelompok usaha Bakrie dengan kondisi tersebut ini?

Kelompok usaha Bakrie ada di balik banyak bisnis sukses, menangani banyak bisnis dan sudah lama berdiri, 77 tahun. Jadi saya rasa dengan menilik pada kondisi ekonomi Indonesia yang mana dua pertiganya adalah konsumsi domestika dalam hal ini saya berbicara yang akan memberikan propsek adalah media, consumer goods, tentang teknologi. Tapi jangan lupa SDA akan berperan hingga 30 persen ekonomi. Pertambangan dan mineral masih akan menjadi faktor namun saat ini pemerintah akan cenderung mendorong pada industrialisasi termasuk dari sumber daya alam. Dengan demikian keuntungan yang didapatkan masyarakat akan lebih besar. Hal ini yang akan dilakukan Presiden Jokowi, bahu-membahu dengan dunia usaha. Yang mana bukan hanya akan berkontribusi kepada suara 55 persen suara di pemilu yang dia peroleh namun akan memberikan manfaat bagi 100 persen bagi negara dan rakyat dengan jumlah 265 juta itu.

Bagaimana dengan perusahaan media khususnya Visi Media Asia ke depannya, Anda terbuka pada  rencana menjualnya?

Pada dasarnya (Visi Media Asia) adalah perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik. Namun yang menjadi poin di sini adalah bagaimana langkah selanjutnya dan nilai tambah yang bisa diberikan setelah distribusi free to air. Saya rasa kunci utamanya adalah intellectual property, apabila dalam hal news dan sport maka misalnya sport akan lebih pada penciptaan sendiri liga MMA anda, Moto GP sendiri, liga yang lain sebagainya. Jawaban lainnya pada bisnis media menciptakan Marvel-nya Indonesia. Hal itu sangat mungkin saat ini. Kita melihat pemenang Oscar adalah keturunan Mesir, dari Roma, Meksiko dan Italia jadi pemenang Oscar. Juga sekarang adanya Netflix Disney plus. Saya rasa yang harus ada di sana adalah konten yang original dan kreativitas. Itu yang akan dihargai pada masa depan.   

Apakah Anda akan bisa mengembalikan kerugian yang dialami selama ini? Dalam waktu segera?

Ya tentu saja, karena kebanyakan kerugian yang dialami selama ini karena adanya perubahan nilai tukar mata uang asing. Kami percaya dengan berbagai upaya termasuk refinancing dan lainnya akan ada pembalikan. Ingat juga pengeluaran untuk iklan pada 2018 sangat lambat karena orang fokus pada pemilu dan sebagainya. Namun kami yakin nantinya pengeluaran terhadap iklan akan terus bertumbuh. Bahkan di AS, di seluruh stasiun televisi di Amerika juga mengalami kondisi yang kurang lebih sama. Oleh karena itu saya kira, stasiun televisi dan penyiaran masih menjadi platform yang bagus untuk menjangkau orang banyak. Namun yang paling penting memberikan nilai tambah bagi masyarakat, tidak melulu hanya hiburan. Juga pendidikan dan olahraga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya