Rudiantara Tantang Fintech Masuk ke Segmen Unbankable Consumers

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, menyayangkan eksistensi para pemain di sektor financial technology atau fintech yang ada saat ini, yang masih bermain di pasar dan produk lama sebagaimana yang selama ini juga diperankan oleh pihak perbankan.

BCA Himpun DPK Rp 1.121 Triliun hingga Kuartal I-2024, Naik 7,9 Persen

Sebab, Rudiantara menilai bahwa semestinya fintech menyasar para pelanggan, dari kalangan masyarakat atau konsumen yang unbankable (masyarakat yang belum memiliki akses ke jasa keuangan).

"Sayangnya fintech yang sekarang banyak masih bermain di pasar lama dan produk lama. Pasar lama ciri-cirinya adalah mereka yang mau jadi pelanggan fintech peer-to-peer lending, dan disarankan harus punya rekening bank," kata Rudiantara di acara VIP Forum, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 9 Mei 2019.

Tumbuh 11,7 Persen, BCA Bukukan Laba Bersih Rp 12,9 Triliun Kuartal I-2024

"Yang punya rekening di bank itu bukan unbankable. Justru fintech itu harus menyasar pada yang unbankable," ujarnya.

Fintech yang ada saat ini, menurut Rudiantara, juga masih bermain di 'produk lama' yang masih serupa dengan perbankan. Padahal, seharusnya para pemain fintech ini bisa menyasar pelanggan di pasar baru, dengan produk-produk keuangan baru guna menuju inklusi keuangan.

Hari Kartini, Perempuan Bisa Dapat Bunga Kredit BCA 3 Persenan

"Harusnya mereka berpindah dari pasar lama dan produk lama atau produk existing, kepada pasar baru. Pasar baru inilah yang sebetulnya di-unbank. Jadi ini adalah tujuan dari inklusi keuangan," ujarnya.

Meski demikian, Rudiantara memahami kenapa fintech bermain di segmen peer-to-peer lending, dan masih enggan mengeksplorasi pasar dan produk baru di industri keuangan. Masalah risiko dan credit scoring (penilaian kredit) diakuinya memang masih menjadi tantangan terbesar, bagi para pemain di sektor fintech P2P tersebut.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Armand W Hartono mengatakan, pihak perbankan dan financial technology atau fintech harus bersama-sama berkontribusi positif, dalam upaya menciptakan ekosistem keuangan nasional yang sehat dan stabil.

Caranya adalah dengan menjalin kerja sama strategis antara pihak perbankan dan fintech, maupun melalui tanggung jawab perusahaan untuk menjalankan usaha sesuai dengan regulasi, ketentuan, dan etika bisnis yang berlaku.

"Hal ini untuk menjamin adanya stabilitas dan peningkatan nilai tambah, bagi kesinambungan dan keberlanjutan ekonomi nasional," kata Armand. ?

Armand menjelaskan, di era teknologi pintar saat ini, semua institusi berupaya untuk saling merespons dengan menyesuaikan berbagai jasa layanan dan solusi ke arah digital. Bahkan, Armand mengakui bahwa sejumlah transformasi digital BCA saat ini, juga berfokus untuk memberikan preferensi layanan digital yang lebih nyaman dan aman kepada para nasabahnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya