Ribuan UMKM di Solo Kini Dagang Online

Ilustrasi e-commerce.
Sumber :
  • BusinessLIVE

VIVA – Gelaran Grebek Pasar Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika beberpawaktu laludi Surakarta, disambut positif dunia usaha. Sebanyak 2.000 UMKM di kota tersebut pun kini sudah berjualan secara online melalui martketplace. 

Jembatani Kesenjangan Akses E-Commerce Daerah Non-Urban, Clubb Kyta Gandeng Mahasiswa

Kepala Seksi Pengembangan dan Fasilitasi Platform Perdagangan, Puti Adella Elvina mengungkapkan, dengan memiliki toko online, para pedagang di pasar-pasar dapat memperluas area berdagangnya dan melipat gandakan keuntungan.

Dia mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Ekonomi Digital, Ditjen Aplikasi Informatika ini menyasar dua puluh kota pada periode pertama ini. 

Lebaran Pengeluaran Membengkak? Ini 7 Tips Menyiasatinya Biar Lebih Hemat

Grebeg Pasar UMKM Go Online di beberapa pasar rakyat di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia dilakukan dalam bentuk meliputi sosialisasi, pendampingan dan pemanduan bagi para UMKM. Sehingga, dapat memperluas jangkauan berdagang dan mampu meningkatkan laba dengan membuka toko online di marketplace.

Sebanyak dua puluh empat pandu digital direkrut kemudian diberikan pelatihan. Para pandu digital diterjunkan ke pasar-pasar, berkeliling ke kios-kios pedagang untuk melakukan sosialisasi, pendampingan dan pemanduan pagi para pedagang pasar. 

Integrasi TikTok Shop-Tokopedia Rampung, Kemendag Pastikan Awasi Ketat Transaksi

"Saya ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada pandu digital Solo, yang pantang menyerah, tetap semangat meski berpanas-panas berkeliling kios ke kios meskipun sedang puasa," ucap Ade dikutip dari keterangan resminya, Kamis 15 Mei 2019. 

Dia mengatakan, para UMKM meminta pandu digital untuk memandu langkah demi langkah para UMKM agar bisa berjualan di marketplace. Upaya tersebut pun disambut apik oleh stakeholder, antara lain Shopee dan Tumbasin sebagai operator marketplace, serta OVO dan Qren sebagai operator pembayaran digital. 

"Dukungan stakeholder sangat penting agar pedagang dapat tereduikasi dengan lebih detail akan manfaat toko online dan pembayaran digital," ungkapnya.  

Seperti diketahui, berjualan di marketplace sangat banyak keunggulannya. Selain gratis, marketplace menawarkan jauh lebih efektif dan efisien karena pedagang dapat berjualan kapan saja dan di mana saja namun area dagangnya lebih luas. 

Selain banyak promo yang dibuat oleh operator untuk mengumpulkan calon pembeli, para pedagang juga menerima promo seperti gratis ongkos kirim misalnya. Terlebih lagi marketplace menawarkan keamanan, transparansi dan kecepatan pada proses transaksi dan ke semua transaksi tersebut akan tercatat sehingga memudahkan pembukuan. 

Disamping Pasar Nusukan, Pasar Notoharjo, Pasar Cinderamata, Pasar Eplabes, Pasar Ngudirejeki dan Pasar Triwindu, para pandu digital menyempatkan diri untuk bertandang di pasar-pasar lain. Demi memaksimalkan waktu agar makin banyak pedagang pasar yang dapat di on-boarding-kan ke marketplace

Pasar lainnya antara lain Benteng Trade Center, Pusat Grosir Solo, Pasar Singosaren, Pasar Depok dan berbakai lokasi lain yang mana terdapat banyak pedagang UMKM. 

Salah seorang pandu digital Ayu Lestari (18) mengatakan, bahwa ada kendala di beberapa pedagang ternyata usianya sudah lanjut, dan tidak memakai smartphone. Banyak juga pedagang yang sudah berjualan secara online, namun masih di platform media sosial. 

Padahal, media sosial yang dipakai untuk jual beli masih menyimpan celah kecil yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk melancarkan aksi penipuan. 

“Khususnya di pasar-pasar tradisional banyak pedagang yang sudah lansia, dimana mereka ini kan gaptek. Hp saja masih yang lama (belum smartphone). Kami tetap melakukan sosialisasi, agar nantinya beliau atau anaknya mungkin yang memiliki smartphone dapat meng-install marketplace untuk berjualan secara online”, tutur Ayu. 

Satu lagi kendala yang umumnya terjadi di pasar-pasar adalah susah sinyal. Di area basement dan area-area yang lebih tertutup serta padat, susah sinyal sangat jamak. Untung saja Kominfo menyediakan booth kecil yang didirikan di dalam pasar. 

“Kalau lagi di kios-kios basement itu sering sinyal suka tiba-tiba hilang bahkan ke semua operator telepon. Bagi mereka kami ajak ke booth agar proses boarding menjadi lebih mudah,” sambung Ida Apriani (46), pandu digital yang lain. 

Sementara itu, Kasubdit Pengembangan Ekonomi Digital Pariwisata, Transportasi dan Perdagangan, Kementerian Kominfo, Sumarno mengungkapkan, tingginya potensi UMKM di Surakarta untuk berjualan di marketplace karena Solo merupakan kota dengan industri kreatif yang besar. 

Bahkan mindset masyarakatnya juga sudah maju. Dengan julukan kota batik, Solo adalah kota yang sangat berprospek untuk lebih maju di pasar digital. 

“Saya melihat solo ini kan masyarakatnya sudah maju. Orang-orangnya juga kreatif, ini Kota Batik loh, nah kan seluruh Indonesia itu tau kualitas Batik Solo seperti apa, industri lainnya seperti apa. Dengan berjualan secara online, mereka (UMKM) ini bisa berjualan ke seluruh Indonesia," ungkapnya 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya